JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Upaya mengatasi fenomena kelangkaan pupuk, serta penarikan pupuk bersubsidi bagi petani non-pangan (tambak), Gapoktan Rojomino Desa Rejotengah, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan berhasil membuat pupuk organik cair.
Ketua Gapoktan Rojomino, Padi mengungkapkan pupuk organik cair buatannya diklaim bisa meningkatkan produktivitas hasil perikanan maupun pertanian. Sebab, formula yang digunakan terbuat dari bahan alami dan kaya nutrisi bagi ikan maupun tanaman padi.
"Pupuk cair Rojomino ini adalah mikro-bakteri yang terdapat unsur bakteri pengurai, dan nutrisi bagi ikan, juga plankton yang dapat menyuburkan tanaman," ungkap Padi, Selasa (8/11/2022).
Pupuk organik cair ini telah di uji coba, bahkan sudah masif digunakan olah petani setempat selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Hasilnya, cukup menjanjikan dengan takaran perbotol 1,5 liter pupuk cair untuk 100 meter persegi lahan.
"Kita produksi baru setahun terakhir, kalau pakainya sudah lama sekitar 3 tahunan. 1 hektare butuh 7 botol. Harganya juga tergolong murah Rp10 ribu per botolnya," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Lamongan, Moh. Nalikan menyambut baik inovasi para petani yang tergabung dalam Gapoktan Rojomino ini.
Menurutnya, temuan ini bisa menjawab persoalan pupuk yang kerap mendera para petani tambak di Lamongan.
"Saya rasa ini bisa dikembangkan, inovasi pupuk cair ini bisa di uji coba di lengkapi apa kekurangannya sukur-sukur bisa dijadikan alternatif pengganti pupuk kimia," kata Nalikan.
Lebih lanjut, ia meminta agar inovasi ini dikembangkan untuk di produksi lebih besar. Dalam progresnya, kata Nalikan, sudah ada Prof. Maftuh ahli di bidang perikanan yang bersedia mendampingi pengembangan pupuk organik cair ini.
"Prinsip pupuk ini mampu menjaga kualitas air, dengan begitu bakteri-bakteri bisa terurai dan mampu menunjang pertumbuhan ikan," ungkapnya. (bis)