JATIMPOS.CO/SIDOARJO - Bocah perempuan berusia 4 tahun bernama Yuda Nur Laily Safira, terlahir dalam kondisi fisik tampak kurus dan perut membuncit. Kehidupan keluarganya juga terlihat kurang mampu.
Bocah dari Ayah bernama Wahyudi warga Desa Karangpuri RT 02 RW 01, Kecamatan Wonoayu Sidoarjo ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Diperkirakan akibat gangguan pertumbuhan atau stunting dan kondisi bibir sumbing dengan berat badan di bawah rata-rata bocah seusianya, Kamis (26/1/2023).
Amiluddin, selaku Ketua RT setempat mengatakan bahwa ibunda Nur Laily sudah lama meninggal usai melahirkannya. Sedangkan saat ini Nur Laily di asuh oleh Suliyah, yang tak lain adalah kerabat Ayahnya.
"Sementara kondisi perekonomian Bu Suliyah saat ini juga kurang mampu dan pekerjaan suaminya serabutan. Akibat kondisi itu kemungkinan asupan gizi Nur Laily juga kurang terpenuhi," terang Amiluddin ditemui dikediamannya.
Lebih jauh dijelaskan Amiluddin, terkait apakah pernah dapat bantuan dari Pemerintah, Ayah Nur Laily yakni Wahyudi sempat mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) sebelumnya.
Namun di tahun 2023, pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan tersebut tidak akan mendapatkannya. Pasalnya, BLT-DD ini telah dibatasi kuota KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
"Iya saat ini katanya aturan Pemerintah sudah berubah, dibatasi hanya 35 KPM saja. Jadi, setiap lingkungan RT dijatah maksimal 2 orang KPM", cetusnya.
Merujuk pada juknis Pemerintah Desa (Pemdes), bantuan tersebut diprioritaskan untuk orang tua sakit menahun dan warga yang sangat miskin. "Oleh sebab itu nama Wahyudi, ayah bocah dengan gangguan fisik tersebut dicoret," tambahnya.
Kendati demikian, kapasitas kami sebagai Ketua RT tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu memang aturan kebijakan desa. Meski saat pengusulan dalam musyawarah desa banyak yang protes.
Pihaknya berharap, kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dapat memperhatikan secara khusus dan turun langsung menolong bocah malang dengan gangguan fisik yang sangat memprihatinkan itu. (zal)