JATIMPOS.CO/SIDOARJO  - Menyikapi problem pengairan lahan sawah yang berada di Desa Semambung Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, para petani di desa tersebut gruduk kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumber Daya Air (PUBMSDA).


Cerobong atau aliran air yang gunanya untuk mengaliri sawah, ternyata tidak bisa dimanfaatkan oleh para petani. Karena  cerobong tersebut rusak. Sehingga sudah waktunya mulai tanam padi, akhirnya tidak bisa melakukan tanam padi.

Dari informasi yang dihimpun jatimpos, para petani wadul kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat yang dipimpin Sidik. "Setelah saya diwaduli para petani, pihak kami (LSM MAP) menyayangkan hal itu. Sehingga waktunya petani membutuhkan aliran air untuk menanam padi untuk kebutuhan hidupnya, alhasil cerobong aliran tersebut tidak bisa digunakan", ungkap Abah Sidik/KC akrabnya, setelah dikonfirmasi. Kamis (5/12/2019).

Menurut Abah Sidik, padahal kerusakan cerobong ini sebelumnya sudah pernah di survei oleh pihak Dinas Pengairan sekitar tahun lalu hingga terakhir bulan Nopember 2019. Dari info petani yang tahu saat disurvei pihak PU mengatakan akan dilaporkan di atasnya.

"Tapi, hingga hari ini dari survei-survei yang dilakukan pihak Dinas belum terealisasi semua", tambah Sidik Ketua LSM.

Sementara itu, Abah Sidik beserta warga datang ke kantor PUBMSDA Kabupaten Sidoarjo untuk meminta penjelasan dari Kepala Dinas Naning Setyaningsih. Setelah sampai di kantor Dinas PUBMSDA, warga tidak ditemui, sehingga kecewa.

"Saat warga berada di kantor dinas PU, kami diinformasi suruh menunggu, karna ada rapat", ungkap Abah Sidik.

Namun, setelah sekian lama menunggu warga petani ditemui oleh Kepala bidang Pengairan yakni Bambang C.

Lanjut Abah Sidik, akhirnya setelah beberapa jam menunggu, saya bersama para petani masuk dan menjelaskan tentang keluh kesah para petani yang tidak bisa mengaliri sawah, yang dikarenakan cerobong air rusak.

"Setelah ditemui Kabidnya Pak Bambang mengatakan, selama ini pihak kami tidak pernah menerima laporan mengenai hal tersebut", ujar Sidik/KC kepada jatimpos.

Sementara, Imron sapaan akrab pegawai pengairan diwilayah Kecamatan Wonoayu ini mengatakan, memang cerobong untuk saluran air tersebut sudah di survei dan kami laporkan oleh pihak Dinas terkait, tapi entah bagaimana sampai saat ini belum ada tindakan, yang dalam bahasa jawa kasarnya "Mendal".

"Nanti kami akan koordinasi dengan Pak Imron selaku pegawai wilayah disana, dan juga akan saya survei secepatnya untuk dicarikan solusinya", kata Bambang Kabid Pengairan.

Lebih lanjut Bambang menegaskan, bahwa dalam pembangunan Tahun ini harus ada anggaran proyek. Sedangkan anggaran Tahun ini sudah tidak ada, dan kemungkinan akan di anggarkan Tahun 2020. (zal)