JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Menjelang akhir tahun, masih banyak proyek pembangunan di Kota Mojokerto yang belum tuntas. Proses pengerjaannya terspaksa dikebut, karena kontraktor khawatir tidak selesai pada waktu yang ditentukan oleh OPD.  


Akibat pekerjaan yang tergesa-gesa, hasil kualitas proyek kurang maksimal. Selain itu, material bongkaran berserakan, sehingga sangat mengganggu aktifitas warga.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, H. Junaedi Malik, SE sangat menyesalkan kondisi ini. Ia katakan, masyarakat banyak mengeluh terkait pelaksanaan proyek saat jelang akhir tahun ini.

Menurutnya, ada pekerjaan terasa kejar tayang sehingga banyak kekurangan di sana-sini. Kualitas pekerjaan kadang terabaikan dan amburadul. ”Pengerjaan proyek dikebut, kualitas bangunan dipastikan kurang baik, yang dirugikan masyarakat luas,” jelas Junaedi pada wartawan, Kamis (17/12/2019).

Lanjut Junaedi Malik, belum lagi keamanan dan kenyamanan di kawasan sekitar lokasi proyek juga tidak terpikirkan. Misal, kelengkapan rambu tanda bahaya bagi masyarakat sekitar atau pengguna jalan. ”Kontraktor pelaksana mengabaikan tanda bahaya bagi pengguna jalan. Hal ini membahayakan keselamatan masyarakat,” tandasnya.

Politisi PKB ini juga menyesalkan keberadaan  konsultan pengawas yang kurang aktif dalam mengawasi pelaksanaan proyek. Seharusnya, mereka mengawasi secara teknis, kualitas dan kenyamanan, jangan sampai proyek  itu merugikan masyarakat. ”Adanya bangunan milik warga seperti pagar rumah tembok yang roboh akibat pengerukan saluran air di lingkungan Banjar Anyar Kelurahan Wates itu akhirnya menimbulkan masalah baru,” cetusnya.

”Masyarakat kita juga harusnya aktif memantau dan melaporkan pelaksanaan proyek yang dilaksanakan di lapangan. Kalau ada hal yang dirasa tidak beres, laporkan ke pihak berwenang," pungkasnya. (din)