JATIMPOS.CO/SIDOARJO - Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Kabupaten Sidoarjo pada Selasa (4/7) kemarin, gelar sosialisasi bertema "Keluarga Indonesia Sehat Tanpa Narkoba", yang bertempat di Desa Sumput dan Desa Sidokare Kecamatan Sidoarjo.
Hal ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba dan pentingnya menjaga kesehatan keluarga, Rabu (5/7/2023).
Selain itu, sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam memberantas penyalahgunaan narkoba dan membangun keluarga yang sehat, harmonis, dan berkualitas.
Kepala Bidang Pokja 1 TP PKK, Ari Andjar Surjadianto mengatakan, pentingnya memberikan edukasi kepada ibu-ibu PKK tentang hal-hal yang haram di sekeliling kita yaitu narkoba. Sebab, ibu menjadi pondasi awal untuk generasi muda.
"Seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anak sehingga penting bagi kita semua untuk mengetahui ciri-ciri narkoba, penyebabnya, hingga penyebarannya seperti apa," ucapnya.
Disebutkan, sebanyak 100 peserta yang terdiri dari TP. PKK Kabupaten Sidoarjo serta perwakilan organisasi masyarakat.
Hadir sebagai narasumber dari BNNK Sidoarjo (Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sidoarjo), Eka Januar dan Amalia Purnasari Rahman.
Eka Januar, selaku Penyuluh Narkoba Ahli Muda di BNNK Sidoarjo mengatakan, bahwa untuk menjauhkan diri dari narkoba harus dilakukan dari keluarga.
Salah satunya dengan cara mendidik anak-anak agar terhindar dari narkoba, dengan membangun komunikasi yang baik dalam keluarga.
Serta juga menjaga pola hidup sehat dan mengedepankan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari.
"Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, dan kesadaran akan bahaya narkoba harus dimulai dari sini", ucap Januar.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, pihaknya berharap dapat mengubah paradigma masyarakat dan menciptakan keluarga Indonesia yang kuat, sehat, dan bebas dari narkoba.
"Keluarga yang sehat dan harmonis memiliki peluang yang lebih tinggi dalam melindungi anggota keluarganya dari godaan narkoba," tegasnya.
Sehingga dasar maupun pondasinya adalah melalui hubungan keluarga dan karakter putra-putri kita yang kuat.
"Keluarga adalah pondasi utama dalam membentuk karakter anak-anak. Dengan adanya ikatan keluarga yang kuat, anak-anak akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak mudah tergoda untuk mencoba narkoba," terangnya.
Perlu diketahui, dari data BNN Kabupaten Sidoarjo, jumlah pengguna narkoba tertinggi pada rentang usia 35 tahun hingga 44 tahun atau usia sudah bekerja.
Sedangkan pengguna pertama pada rentang usia remaja 17 tahun hingga 19 tahun. Dengan jenis narkoba yang paling banyak di konsumsi adalah cannabis sativa atau ganja.
Pola penyebaran penggunaan narkoba ini di dominasi dari teman yaitu sebesar 88,4 persen, apotek 7,9 persen, dan dari bandar narkoba atau kurir sebesar 1,7 persen.
Sosialisasi ini juga memberikan pemahaman tentang cara mengenali tanda-tanda seseorang yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh keluarga untuk membantu anggota keluarga yang terkena dampak negatifnya.
Materi yang disampaikan mencakup informasi mengenai jenis-jenis narkoba, efek sampingnya, serta sumber-sumber bantuan yang tersedia bagi mereka yang membutuhkan.
Kegiatan sosialisasi ini mendapatkan respon yang positif dari masyarakat Sidoarjo. Banyak peserta yang aktif mengikuti kegiatan dan menyatakan komitmennya untuk mendukung gerakan ini.
Pihaknya berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan dan melibatkan lebih banyak keluarga di Kabupaten Sidoarjo. (zal)