JATIMPOS.CO/JOMBANG - Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Pembinaan Pos Pembinaan dan Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan penyelenggaraan/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

Kegiatan pembinaan Pokjanal bertempat di Pendopo Kantor Kecamatan Mojowarno, Jumat pagi (29/9/2023).

Tampak hadir Camat Mojowarno, Widiono, SP.,MM, Sekcam M. Ronny Afriandi, S.STP.,MM, Ketua PKK Mojowarno Oisatin, S.ST, dan Riwanto dari PLKB Kecamatan Mojowarno.

"Saya berharap melalui pertemuan kegiatan pembinaan pokjanal posyandu ini segala permasalahan dan kendala yang ada baik di kecamatan mojowarno maupun tingkat desa dapat terpecahkan bersama," ungkap Camat Mojowarno, Widiono.

Sehingga kata Widiono, posyandu yang berada di 19 desa yang ada di Kecamatan Mojowarno ini, dapat lebih meningkatkan fungsi dan kinerjanya.

Widiono juga meminta kepada PKK Desa terkait untuk mensinergikan kegiatan dan programnya agar masing-masing peserta dapat mendukung tugas dan fungsi tim Pokjanal Posyandu Kecamatan.

Serta dapat membangun komitmen bersama, sambung Widiono, dalam mengimplementasikan tugas melalui program kerja dari masing-masing instansi agar memberikan kontribusi bahkan mendongkrak penilaian indikator strategis Posyandu. Mulai dari pembinaan kader, keterpaduan pelayanan infrastruktur penunjang dan lain sebagainya.

"Pengalaman membuktikan bahwa jika penyelenggaraan posyandu baik, maka pemenuhan kebutuhan dasar, pengembangan anak akan baik pula," tukas Widiono.

Sementara disampaikan Sekcam Mojowarno, M. Ronny Afriandi, yang juga Ketua Pokjanal Kecamatan, bahwa pertama-tama ia mencoba melakukan fasilitasi dan pembinaan ke anggotanya. Selanjutnya disampaikan bahwa struktur lembaganya sehingga mengetahui tugas-tugasnya. Dari situ nanti bisa dipetakan kondisi tiap-tiap desa. Jadi kondisi data stunting-nya seperti apa? Posyandu tidak hanya untuk balita saja, ada posyandu lansia, posyandu remaja dan lain-lain.

"Jadi intinya segera kita lakukan pemetaan, berkoordinasi dengan semua lintas sektoral, dengan puskesmas, kecamatan, dinas KB. Sehingga, dalam penyusunan RUK (Rencana Umum Kegiatan) tahun 2024 mendatang kita susun, kita sesuaikan kondisi eksisting di tiap-tiap desa. Artinya kebutuhan tiap Desa itu akan berbeda, tentunya juga kekuatan anggaran dari APBDes juga nanti berbeda. Nanti akan kita padukan juga dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dinas, baik yang di KB maupun di Dinkes melalui masing-masing Puskesmas," ungkap Ronny.

Dikatakan Ronny, berdasarkan rilis dari Dinas Kesehatan, di Kecamatan Mojowarno ada dua desa yang menjadi lokus stunting yang akan menjadi perhatian program penanganannya, yakni Desa Mojowarno dan Desa Catak Gayam. Kita akan sinkronisasi dengan program yang ada di desa, desa punya alokasi anggaran penanganan stunting dari Dana Desa.

“Saya pikir masalah anggaran tidak jadi kendala. Tinggal kita koordinasikan seperti apa? yang dibutuhkan apa? kita lihat kebutuhannya, contoh misalnya stunting itu karena kalau memang kurang protein. Berarti ya kebutuhan proteinnya kita cukupi, jadi memang tidak bisa disamaratakan. Menyesuaikan kebutuhannya. Itu nanti untuk dilakukan pendampingan dari tenaga kesehatan melalui Puskesmas (Japanan dan Mojowarno), yang penting itu permasalahan stunting bisa segera tertangani," pungkasnya.

Terpisah, Ketua PKK Mojowarno Oisatin, S.ST mengapresiasi kegiatan Pokjanal ini yang dinilai sangat bermafaat untuk keberlangsungan kegiatan posyandu yang ada di desa-desa.

Ia juga berpesan, kerap kali kegiatan posyandu yang menjadi kendala adalah masalah administrasi. "Tentunya saya berharap kegiatan-kegiatan harus tertib administrasi. Artinya apa? Apa yang dilakukan harus di tulis juga harus dilakukan.

"Kemudian saya minta untuk segera koordinasi dengan kader-kader posyandu yang ada di desa-desa. Pemerintahan desa saya berharap mensupport kegiatan ini, termasuk pula anggaran nya. Saya cermati kemarin masalah stunting disini yang paling penting adalah saat penimbangan balita saat posyandu. Jangan sampai salah menimbang, jangan salah mengukur tinggi badan, jangan salah mengukur panjang badan, harus dipastikan mulai dari nol. Ini akan sangat berpengaruh terhadap persoalan stunting yang bakal muncul, hanya karena salah dalam mengukurnya. Harus betul-betul diperhatikan saat di meja pengukuran ini," pungkas Oisatin yang juga Kepala Puskesmas Perak.

Untuk diketahui, kegiatan pembinaan Pokjanal Posyandu tingkat kecamatan ini diikuti Ketua PKK Desa se-Kecamatan Mojowarno yang diinisiasi oleh Pusksesmas Japanan dan Puskesmas Mojowarno. (her)