JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Sebagai bentuk syiar masif guna mewujudkan Lamongan yang lebih relegius dan berakhlak mulia, Bupati Lamongan Fadeli akhirnya mengukuhkan pengurus Jami'iyyah Huffazh Al Qur'an Wal Qira'at (HQQ) di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, dengan lokasi sekretariat di Gedung MUI Kabupaten Lamongan.

Bupati Lamongan Fadeli mengungkapkan, mulai di rintis tahun 2018 dengan kegiatan utama khataman Al Qur’an dan mendukung serta menguji pada kegiatan Gerakan Lamongan Menghafal (GLM) ini, kedepannya HQQ diharapkan mampu menjadi wadah silaturrahmi bagi seluruh penghafal Al Qur’an se-Kabupaten Lamongan.

“Saya harap ini terus dikembangkan. Harapnnya HQQ dapat menyentuh masyarakat lebih jauh, bahkan yang awam dengan Al Qur’an. Masyarakat Lamongan itu majemuk, gampang sekali diajak ngomong tentang Al Qur’an,” ujar Bupati Fadeli usai mengukuhkan, Rabu (10/02/2021).

Membuminya Al Qur’an di Lamongan 10 tahun terakhir lanjut Fadeli, dinilai sangat luar biasa perkembangannya. Tentu ini merupakan upaya seluruh pihak yang turut memberikan kontribusi besar.

“Pada tahun 2015 merupakan awal masuknya sistem pembelajaran Al Qur’an di sekolah-sekolah negeri. Jika di sekolah swasta hafalan surat sudah biasa, sedangkan di sekolah negeri tidak. Sekarang sangat berbeda, lihat anak-anak kita yang sekarang lulusan SD. Pasti hafal surat pendek, Karena salah satu ujian prakteknya hafalan surat,” kenangnya.

Fadeli juga berharap agar seluruh camat dapat mendukung kemajuan HQQ di wilayah kerjanya masing-masing.

“Saya minta HQQ bisa bersinergi dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ). Untuk seluruh camat, saya harapkan dapat mendukung kemajuan HQQ. Membentuk HQQ ditingkat kecamatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengarah HQQ sekaligus Ketua Umum GLM Deddy Nordiawan mengungkapkan telah terjadi lifestyle baru menghafal Al Qur’an. Dimana telah terjadi sinergi antara sekolah formal, informal dan orang tua dalam menghasilkan kebiasaan baru anak didik.

“Dalam kurun 10 tahun terakhir terjadi trend bagus. Terjadi sinergi sekolah formal, informal dan orang tua menghasilkan kebiasaan baru. Qur’an menjadi lifestyle. Lihat saja di masyarakat kita sekarang, baik itu pindahan rumah, sunatan, nikahan pasti di awali dengan khataman,” ungkap Deddy.

Sebagai salah satu inisiator, Deddy mengungkapkan jika diluar sana masih banyak orang-orang yang belum tersentuh dengan Al Qur’an.

“Jika kegiatan tahfid di masjid, di sekolah, taman pendidikan Al Qur’an itu sekarang sudah biasa. Untuk itu HQQ dapat menyentuh masyarakat yang lebih jauh, awam dengan Al Qur’an,” pungkasnya. (bis).