JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMperindag) Kota Mojokerto menyelenggarakan pelatihan peningkatan ketrampilan membuat alas kaki bagi warga Kota Mojokerto.
Pelatihan ini diselengarakan untuk menyiapkan industri krearif guna mendukung Kota Mojokerto menjadi Kota Pariwisata.
Pelatihan peningkatan ketrampilan membuat alas kaki ini sudah berlangsung mulai Minggu (28/5/2022) di Gedung Workshop Alas Kaki Surodinawan.
"Prioritas Kota Mojokerto ini salah satunya mewujudkan Kota Mojokerto menjadi kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya. Jadi nantinya, setiap orang yang datang tujuan berwisata pasti butuh oleh-oleh untuk dibawa pulang, itulah yang harus kita siapkan pula," ungkap Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat meninjau pelatihan, Senin (30/5/2022).
Menurutnya, para peserta pelatihan yang dilatih ini merupakan bagian yang disiapkan Pemerintah Kota Mojokerto menjadi penyedia oleh- oleh khas Kota Mojokerto.
"Kalau Kota Mojokerto sudah terkenal sebagai penghasil alas kaki, sepatu dan sandal bahkan sudah menjadi komoditas ekspor kenapa kita tidak mencoba sertifikasi usaha alas kaki yang berbahan dasar kayu seperti ini, ini sangat menarik sekali," terangnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini berharap produk alas kaki berbahan kayu (klompen) yang dibuat peserta pelatihan harus memiliki ciri khas Majapahitan.
" Mengingat persaingan pasar yang ketat, kita masukan unsur kerajaan Majapahit dalam sandal klompen ini," imbuhnya.
Kedepan, Wali Kota Mojokerto berharap Kota Mojokerto akan memiliki ciri khas tersendiri, mulai pakaian dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Baju sudah saya patenkan, warna khas nya Kota Mojokerto adalah terakota, batiknya adalah batik matahari, pengembangan dari surya Mojopahit. Kalau nanti sandalnya sekalian kita bisa patenkan itu, " ujarnya.
Sementara itu, Ani Wijaya, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMperindag) Kota Mojokerto mengatakan, pelatihan pembuatan klompen yang diikuti 30 orang peserta Ini bertujuan untuk penyegaran dari produk alas kaki yang ada di Kota Mojokerto.
"Ini baru pelatihan dasar, tapi kami akan terus melakukan pendampingan agar produk yang dihasilkan oleh wirausaha pemula khususnya terkait klompen ini bisa lebih baik dan sempurna dan bisa dikagumi masyarakat ," jelasnya.
Perlu diketahui pelatihan pembuatan klompen digelar selama tiga hari, diikuti 30 peserta yang merupakan warga Kota Mojokerto. Mereka dilatih oleh Darto, pengrajin alas kaki (Klompen) dari Singosari Malang. (Adv/din)