JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Kota Madiun terus dilakukan. Salah satu upaya itu di antaranya dengan menggelar gebyar makan bersama anak stunting dengan Wali Kota Madiun di Ngrowo Bening Kota Madiun, Selasa (18/10/2022).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Madiun tersebut mengajak anak-anak stunting untuk makan sehat dan bergizi bersama. Kegiatan ini sekaligus menandakan pembukaan Warung Stop Stunting di 27 kelurahan yang akan dibuka mulai 19 Oktober 2022.
Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan, masalah stunting ini jika tidak ditangani dengan serius, anak stunting akan menjadi masalah, tidak hanya untuk Kota Madiun, tapi juga nasional.
“Karena itu, tiap minggu kita beri paket makanan bergizi. Ada yang sudah dimasak, ada juga yang bahan mentah,” jelasnya.
Menurutnya, untuk menekan angka stunting, Pemkot Madiun juga memperhatikan ibu hamil, dengan memberikan voucher belanja di Warung Stop Stunting, agar kebutuhan janin tercukupi.
Voucher yang diberikan tersebut sebesar Rp 374 ribu per anak, dan untuk ibu hamil sebesar Rp 386 ribu. Voucher ini diberikan setiap satu minggu sekali dan dapat ditukarkan dengan bahan pangan bergizi di Warung Stop Sunting yang tersebar di seluruh kelurahan.
" Ibu hamil tidak boleh memikirkan masalah uang belanja. Makanya kita cukupi agar janin tumbuh normal hingga dilahirkan. Dalam dua tiga bulan, kita anggarkan Rp 5,4 milyar untuk mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut dia katakan, dengan penanganan yang serius, dia menargetkan stunting di Kota Madiun sudah habis pada tahun 2024 mendatang.
“ Saat ini anak stunting di Kota Madiun ada 514 anak. Sedangkan ibu hamil ada 408 orang, ini akan kita turunkan. Karena angka stunting kita berada di urutan ke 37 se - Jatim, makanya kita targetkan tuntas tahun 2024,” terangnya.
Oleh sebab itulah ketika masih dalam kandungan di berikan gizi hingga setelah lahir. Harapannya dengan pola - pola seperti ini stunting bisa turun paling tidak terendah se - Jawa Timur.
" Ini memang urusan kita semua, tapi yang tanggung jawab Dinkes, sehingga nanti kita cek, angka stunting harus bisa turun paling tidak terendah se - Jatim, " pungkasnya. (jum).