JATIMPOS.CO/JOMBANG - Masih dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang ke-112 tahun 2022, dirangkai dengan acara Jombang Culture Carnival, menyedot ribuan warga tumpah ruah sepanjang start depan Kodim 0814 Jl. KH Wahid Hasyim hingga finish Alun-Alun, Minggu (30/10/2022) pagi.

Dengan disaksikan langsung Bupati Jombang Hj Munjidah Wahab, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, Sekdakab Agus Purnomo, serta Forkopimda. Sebanyak 24 lembaga/instansi menampilkan berbagai sub tema dengan berbagai bentuk kebudayaan. Rute pawai budaya ini menempuh jarak sepanjang 1,5 km. Nampak setiap sisi kiri maupun kanan jalan dipagar besi, sebagai upaya kenyamanan masyarakat dapat menikmati pertunjukkan dengan tertib.

Diketahui lebih dari 20 macam sub tema budaya yang ditampilkan ini, diantaranya grebek suro; unduh-unduh; imlek; kum kum sinden; mojopahit; legenda kebo kicak; wayang topeng jatiduwur; airlangga kahuripan; besutan; wayang potehi; mpu sendok (medang kamulan); gambus misri; sandur manduro; ruwatan sukerto; serta ogoh-ogoh.

Penampilan pertunjukkan ini dari berbagai kelompok masyarakat mulai dari sekolah, kantor pemerintahan hingga organisasi kemasyarakatan ikut andil dalam memeriahkan pawai budaya bertajuk ''Jombang Culture Carnival'' ini.

Pertunjukan apik disuguhkan di depan tamu undangan diantaranya Legenda Kebokicak yang dipercaya sebagai asal usul nama Jombang disajikan dari SMPN 4 Jombang.

Di balik ketenarannya sebagai Kota Santri, Jombang menyimpan kisah terkait Majapahit. Salah satunya tentang sosok Kebokicak, manusia sakti yang akhirnya memeluk Islam.

Nama Kebokicak seakan tak bisa lepas dari Desa Dapurkejambon di Kecamatan Jombang. Karena kampung ini diyakini menjadi tanah kelahiran tokoh bernama asli Joko Tulus tersebut.

Jejaknya pun masih ada di desa ini. Yaitu berupa makam kuno yang terletak di tengah-tengah makam warga Desa Dapurkejambon. Makan tersebut ditandai dengan gapura besar berbahan batu kali.

Di balik gapura tersebut terdapat 4 makam kuno. Dua makam Ki Ageng Pranggang dan Ibu Kebokicak, Wandan Manguri. Sedangkan dua makam lainnya milik pengikut Ki Ageng Pranggang.

Selanjutnya tak kalah menarik yakni penampilan dari SMPN 2 dan SMPN 3 Jombang, yakni Mpu Sindok (Medang Kamulan). Sejarah berdirinya Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok pada abad ke-10. Kerajaan ini diperkirakan berada di daerah Jombang, Jawa Timur.

Mpu Sindok adalah keturunan dari Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Mataram Kuno. Kerajaan Medang merupakan lanjutan dari Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Selain itu, faktor bencana alam juga menjadi alasan Mpu Sindok memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

Mpu Sindok kemudian merintis dinasti baru, yakni Dinasti Isyana yang diambil dari gelar Mpu Sindok, yaitu Isyana Tungga Dewa.

Kemudian tak kalah menariknya sejarah Airlangga Kahuripan ditampilkan SMAN 2 Jombang, Kahuripan adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006. Airlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah tahun 1009-1042, dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Anantawikramottunggadewa.

Sementara, Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, Jombang Culture Carnival ini merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Pemkab Jombang ke-112.

Menurutnya, festival yang mengangkat kebudayaan asli Jombang itu merupakan upaya Pemkab Jombang untuk menciptakan daya saing daerah. Sesuai slogan Jombang, yakni Berkarakter dan Berdaya Saing.

"Dengan adanya Jombang Culture Festival ini, masyakarat lebih tahu budaya-budaya lokal asli Jombang. Ternyata budaya Jombang ini sangat luar biasa. Yang tampil juga sangat luar biasa," ungkap Munjidah Wahab.

Lanjut Munjidah Wahab, bahwa Jombang Culture Carnival ini akan digelar rutin setiap tahunnya. Tujuannya tidak lain untuk mengenalkan kebudayaan asli Jombang ke luar daerah.

"Paling tidak budaya lokal Jombang ini dikenal nasional. Dimana Jombang yang kota santri tapi budaya lokalnya luar biasa. Harapannya anak-anak generasi muda kita mencintai dan melestarikan budaya kita," pungkas Munjidah Wahab. (her)