JATIMPOS.CO/TUBAN – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengungkapkan job fair atau bursa kerja yang digelar Pemkab Tuban diharapkan mampu menekan angka pengangguran. Sengaja job fair dilaksanakan lebih awal karena selaras dengan semangat fresh graduate.
Berbeda pada tahun sebelumnya, kata Mas Lindra, pameran bursa kerja kali ini ada 2244 loker dari 29 perusahaan dengan 76 formasi. Pada tahun lalu hanya ada 1000 loker. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) selaku penyelenggara, pameran bursa kerja berlangsung dua hari (26-27/7) di Hall Room Hotel Mustika.
"Targetnya masyarakat dapat memanfaatkan acara ini, sehingga angka pengangguran di Kabupaten Tuban dapat kita tekan," tekan Mas Lindra
Pameran bursa kerja, kata Mas Lindra, terobosan ini dapat diteruskan di setiap kecamatan. Informasi seputar lowongan kerja yang berkaitan dengan perusahaan sebisa mungkin diinformasikan secara terbuka. Sejauh ini diakuinya, semangat pencari kerja dengan lowongan kerja masih belum sebanding. Oleh karenanya, Bupati mengapresiasi peran perusahaan-perusahan yang ikut andil dalam pameran bursa kerja. Tentu harapannya menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Sementara itu, panitia pelaksana Pameran Bursa Kerja 2023 Kabupaten Tuban, Suwito menambahkan, melalui job fair ini diharapkan dapat mempertemukan antara perusahaan pemberi kerja dengan angkatan pencari kerja. Disebutkan, hal ini dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka yang saat ini sudah di bawah Jawa Timur dan nasional.
"Sesuai arahan Mas Bupati, untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka salah satunya harus menggarap lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan pendidikan harus bekerja," sebut Plt Kadis Nakerin Tuban itu.
Suwito menyatakan bagi perusahaan yang menerima karyawan baru agar melaporkan kepada Disnakerin Tuban. Menurutnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Tuban sekitar 31 ribu atau 4,54 persen. TPT jika terlalu menurun juga kurang bagus.
"Tingkat pengangguran yang wajar-wajar saja, di bawah Jatim dan nasional. Sebab TPT jika terlalu kecil maka angkatan kerja juga kecil," sebut dia.
Jika angkatan kerja kecil, maka tidak memiliki potensi investor untuk berinvestasi. Sebaliknya, jika angkatan kerja tinggi maka akan berpotensi. (min)