JATIMPOS.CO/TUBAN – Kapolsek Jenu, Iptu Rianto menyatakan bahwa lahan di titik kebakaran karena banyaknya rumput dan daun kering di lahan Grass Root Rifenery (GRR). Mengingat area ini bekas hutan jati, hal itu mengakibatkan titik api mudah menyebar. Menurut dia, beruntung pihak kepolisian, TNI, tim Damkar dan pihak GRR cepat mengantisipasi kebakaran.
"Keberhasilan memadamkan amukan api ini berkat kerjasama tim," jelas Rianto baru-baru ini kepada wartawan.
Rianto mengungkapkan, sebelum maupun sesudah kebakaran, jajarannya intens komunikasi dengan tim GRR. Perkembangan apapun menyangkut wilayah hukumnya pasti dikoordinasikan termasuk insiden kebakaran seluas 10 hektar.
"Kita selalu aktif komunikasi, baik dengan pertemuan di luar atau di dalam kantor perusahaan," jelasnya.
Berdasarkan perintah Kapolres, lanjut Rianto, sudah dipasang papan imbauan di beberapa titik. Terpasang di lahan GRR dan gerbang masuk PLTU Tanjung Awar-Awar dan tempat-tempat strategis lainnya. Tentu sebagai upaya tindakan preventif.
Selain itu, pendekatan ke masyarakat melalui sosialisasi untuk menggugah kesadaran bahaya api di lahan kering. Bahkan, setiap apel pagi Bhabinkamtibmas untuk turun ke desa-desa langsung.
Senada, Kades Wadung, Jenu, Sasmito yang wilayah dusunnya hampir saja terkena dampak kebakaran juga merespon kejadian ini. Sejauh ini laporan yang diterima baik-baik saja. Dampak dari kebakaran tidak mengakibatkan warganya terganggu kesehatannya. Sasmito bersimpati terhadap upaya pemadaman yang dilakukan oleh lintas sektor. Antusias warga bersama tim damkar berhasil menjinakkan api.
"Jadi warga kemarin juga ikut memadamkan. Terus yang punya mobil tangki juga ikut membantu menyuplai mobil damkar," ujar Sasmito.
Dari insiden ini, Pemdes Wadung berharap pihak perusahaan menugaskan jajarannya untuk standby 24 jam sebagai bentuk pencegahan atau deteksi dini. Mengingat musim kering kemarau yang mana potensi kebakaran ada di lahan bekas hutan.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu, kebakaran hebat terjadi di area proyek GRR. Lahan milik pertamina ini terbakar seluas 10 hektar. Kerugian ditaksir Rp 70 miliar. Kebakaran terjadi selama dua kali, yakni pada tanggal 5 dan 10 bulan ini. Kebakaran diawali dengan munculnya dua titik sumber api, yakni lahan bagian timur dan barat. Api kemudian dengan cepat merambat ke vegetasi yang ada di atas lahan. (min)