JATIMPOS.CO/TUBAN – Tepat pada minggu terakhir bulan ramadan, narapida teroris, Taman Setyo, mengucap ikrar setia NKRI di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tuban, Kamis (4/4/2024). Pembacaan ikrar oleh pria paruh baya asal Sidoarjo ini disaksikan langsung Kepala divisi Pemasyarakatan kementerian hukum dan HAM Jawa Timur, Asep Sutandar.

Sebelum pembacaan ikrar, Kalapas Tuban, Edi Kuhen, menyampaikan bahwa ikrar dibacakan bukan semata-mata untuk menggugurkan syarat formal, melainkan berangkat dari kesadaran untuk patuh terhadap ideologi Pancasila. Memahami keberagaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah pondasi untuk hidup rukun berbangsa bertanah air satu Indonesia. Oleh sebab itu, kata Kuhen, kesadaran napiter tentang hal tersebut harus ditanamkan hingga tumbuh perilaku yang tidak menyimpang dari garis besar aturan berbangsa dan bernegara.

 “Semoga momentum Ramadan menjadi penanda bahwa eks napiter bisa kembali mencintai NKRI,” cetusnya.

Usai sambutan Kalapas Tuban, acara dilanjutkan dengan penayangan video pembinaan lembaga pemasyarakatan. Video berdurasi 4 menit itu menunjukkan kerja keras lapas IIB Tuban dalam menumbuhkan kesadaran narapidana akan pentingnya kecintaan tanah air. Menggugah budaya hidup guyub rukun dan menjadi pribadi bermanfaat di masyarakat.  

Selanjutnya, narapidana teroris Taman Setyo, membacakan teks ikrar sumpah janji dilanjutkan mencium bendera merah putih. Acara dilengkapi penandatanganan berita acara dari Kalapas Tuban, perwakilan Densus 88, badan nasional penanggulangan teroris, Kodim 0811, Polres Tuban, Kemenag Tuban, Kalapas Bojonegoro, Kalapas Jombang, Kalapas Lamongan, Kepala divisi Pemasyarakatan kementerian hukum dan HAM Jatim.

Dalam kesempatan itu Kepala divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, Asep Sutandar menyampaikan tentang pentingnya kesadaran dalam menjalankan nilai-nilai sebagai warga negara. Didalamnya bersikap dan berperilaku sebagaimana tuntunan agama, serta menudukung toleransi sesama umat.

“Nila-nilai Pancasila harus dipahami karena sebagai ideologi dan pandangan bangsa,” sambung Asep.

Dirinya berharap pembacaan ikrar tidak menjadi acara simbolik. Kedepan ia mengajak untuk berpedoman pada falsafah bangsa untuk saling menjaga sikap dan perilaku dalam mewujudkan kerukunan berbangsa dan bernegara.

Untuk diketahui napiter Taman Setyo tergabung dalam organisasi jamaah Islamiyah. Gabungnya pria asal Sidoarjo ini pada tahun 2015. Lalu pada 2017 pria yang semula pedagang alat-alat dapur dibaiat. Dia ditangkap di salah satu makam china di Sidoarjo pada 2020. Dari penuturan Setyo, dia menjadi bendahara dan ditugaskan sebagai underground yang mempersiapkan segala kebutuhan organisasi. Sebelum ditahan di Lapas IIB Tuban, ia sempat di rutan Cikeas Bogor selama 3 tahun. (min)