JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN – Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Lapangan Rejomulyo, Kota Madiun, Jum'at (19/4/2024).

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk mengantisipasi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja.

Apel ini diikuti personil gabungan. Yaitu, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Linmas, Tagana, organisasi kemasyarakatan dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

Usai apel kegiatan dilanjutkan dengan simulasi penanggulangan bencana, seperti evakuasi korban, pemadaman api, dan penanganan korban luka-luka. Simulasi ini bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan dan kemampuan para petugas dalam menangani bencana alam.

Wali Kota Madiun Dr. Maidi mengatakan, meskipun Kota Madiun tidak masuk daerah kategori rawan bencana. Bukan berarti potensi bencana tidak ada sama sekali. Bencana bisa datang kapan saja. Oleh sebab itulah kesiapsiagaan personil maupun peralatan perlu untuk dilakukan.

"Bencana tidak bisa diprediksi, bisa datang tiba-tiba. Tentu kita tidak menginginkan itu, tetapi kalau itu terjadi setidaknya masyarakat sudah lebih waspada sehingga dampaknya bisa kita tekan,’’ jelasnya.

Orang nomor satu di Kota Madiun ini berharap bencana tidak menghampiri Kota Madiun. Namun, saat bencana tiba setidaknya personil maupun masyarakat sudah lebih siap sehingga dampaknya bisa diminimalkan.

Lebih lanjut, Maidi mengatakan Pemkot Madiun telah memberikan anggaran Rp10 juta per RT untuk pembersihan saluran tersebut. Anggaran pun terus ditingkatkan dari Rp9 juta per RW, kemudian Rp5 juta per RT, dan tahun ini menjadi Rp10 per RT.

Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan keterlibatan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungannya. Salah satunya dengan membersihkan lingkungan masing-masing.

"Partisipai masyarakat memang harus ditingkatkan, salah satunya dengan pembersihan saluran lingkungan," ucapnya. (Adv/jum).