JATIMPOS.CO/MALANG- Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dirasa kurang efektif karena bagaimanapun masyarakat tetap harus memenuhi kebutuhan ekonominya.

“Kota Malang memberlakukan batas maksimal jam 8 malam, pada awalnya aturan ini tidak sesuai dengan aturan pemerintah pusat, namun pertimbangan saya harus disesuaikan pada daerah masing-masing,” kata Sutiaji dalam Seminar Kesehatan Dan Ekonomi Nasional Pasca Vaksinasi pada hari Sabtu (23/01/21).

Karena itu menurut Sutiaji perlu dilakukan literasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19. “Covid-19 bukan suatu masalah yang sepele, kedepannya kita ingin lebih mengedepankan literasi bahaya Covid-19 melalui lurah, RT, RW dan tokoh masyarakat berpengaruh. Hal ini karena tingkat kesadaran masyarakat sangat rendah,” ujarnya.

Sementara itu Basra Amru Tim Komunikasi Public Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada kesempatan itu mengemukakan, perlu diluruskan dan digaris bawahi bahwa vaksin bukan jamu ataupun obat yang dapat menyembuhkan virus dengan segera, namun vaksin ini lebih bersifat kepada mencegah penularan atau tercegah dari kondisi perburukan yang berat sehingga menurun resiko kematian masyarakat.

“Tren protocol kesehatan pada masyarakat akhir-akhir ini sudah mulai menurun. Pemberlakuan PSBB dan juga PPKM juga dirasa kurang maksimal dalam mengurangi tingkat kenaikan pasien terkonfirmasi Covid-19,” katanya.

Dalam webinar ini hadir pula dr. Tirta Mandira Hudhi dokter dan influencer yang sering memberikan edukasi terkait Covid-19. “Saya tekankan kembali, vaksin dipergunakan untuk orang yang sehat dan obat digunakan untuk terapi penyembuhan saat terinfeksi. Kita harus menjaga imunitas kita dengan makan-makanan sehat dan tinggi protein, olahraga dan bahagia. Terlepas dari protocol kesehatan 3M” Ujar Tirta.

Tirta menyampaikan bahwa dalam distribusi obat dan edukasi vaksinasi Covid-19 akan bekerjasama dengan puskesmas seluruh Indonesia. . Masyarakat di himbau untuk tidak percaya dengan hoax yang ada. Dengan harapan tidak terjadi kabar yang simpang siur dimasyarakat yang menjadikan masyarakat menjadi resah. (ham)