JATIMPOS.CO/TUBAN - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan per 31 Desember 2021, produksi padi di Jawa Timur berada di peringkat pertama secara nasional. Produksi tersebut didominasi kualitas medium. Hal tersebut menjadikan Jawa Timur menjadi lumbung pertanian nasional.

Demikian ini disampaikannya saat melakukan panen raya padi di lahan pertanian sekaligus mengukuhkan pengurus Petani Milenial Ronggolawe di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang didampingi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzki pada Selasa, (01/02).

Pemprov Jatim terus berusaha meningkatkan kualitas hasil medium menjadi premium. Salah satunya menyalurkan sejumlah alat pertanian, mesin pengering dan Rice Miling Unit. Secara paralel Pemprov Jatim melakukan pengembangan pertanian di Jawa Timur. Pengembangannya mencakup tanam, olah, kemas, dan jual. Tujuannya, meningkatkan nilai tambah petani.

"Bukan hanya tanam jual, lebih dari itu mampu menjual produk pertanian siap konsumsi dengan kualitas unggul," ungkapnya.

Untuk memaksimalkan potensi dan hasil, saat ini Pemprov Jatim menjalin kerjasama dengan akademisi. Selain itu juga kerjasama dengan negara lain mempromosikan produk pertanian.

"Saya juga menunjukkan beberapa hasil pertanian di Jawa Timur ketika ada kunjungan di gedung Grahadi," sambungnya.

Gubernur Khofifah mengapresiasi semangat pemuda setempat dalam mengembangkan potensi pertanian di daerahnya. Petani milenial diharapkan mampu mendorong warga sekitar agar mengembangkan inovasi. Juga mampu memanfaatkan teknologi komunikasi, salah satunya e-commerce, dalam mengembangkan potensi diri dan komunitas. 

Sejalan dengan hal tersebut, Pemprov Jatim telah menyiapkan ekosistem pengembangan produk UMKM. Perluasan jaringan pasar kian membuka peluang terserapnya produk UMKM di Jawa Timur.

"Akan dilakukan pendampingan 100 ribu produk halal. Mengingat Pemprov Jatim ditarget 1,5 juta produk di Jatim telah disertifikasi halal," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menerangkan Pemkab Tuban tengah melakukan pembaharuan berbagai data menyongsong program Tuban Satu Data. Salah satunya data luasan lahan pertanian. Hasil update data digunakan mengetahui potensi wilayah, pemetaannya, dan kebutuhan pupuk lebih tepat.

"Dengan demikian, sektor pertanian di Kabupaten Tuban dapat benar-benar dioptimalkan," terangnya. 

Pemkab Tuban berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terkait pemanfaatan aliran sungai dan anak sungai Bengawan Solo untuk menyokong produksi pertanian. Juga dibangun sejumlah Jalan Usaha Tani (JUT) untuk mendekatkan petani dengan konsumen. 

Mas Bupati menekankan Petani Milenial agar terus berinovasi di bidang pertanian dan pengembangannya, termasuk penggunaan pupuk organik untuk merawat kesuburan tanah.

Tentang ekonomi kreatif, Mas Bupati mendorong pengembangan UMKM di Kabupaten Tuban. Menyediakan berbagai kemudahan seperti pendampingan dan promosi produk.

Hadir pada kesempatan ini, Sekda Tuban, Dr. Ir. Budi Wiyana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Tuban, Eko Arif Julianto, Camat beserta Forkopimka Plumpang, dan Kepala beserta Perangkat Desa Bandungrejo. (min)