JATIMPOS.CO//TRENGGALEK- Kekeringan akibat kemarau panjang meningkat di Kabupaten Trenggalek. Data BPBD setempat menyebutkan terdapar 60 Desa terdampak kekeringan, mengalami peningkatan dibanding tahun 2018.

Merasa kasihan terhadap warga masyarakat Trenggalek, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini Mochamad, Jum'at (1/11/2019) mendistribusikan air bersih kepada masyarakat terdampak. Titik kekeringan di Kecamatan Gandusari yang dipilih istri Bupati Trenggalek dalam pendistribusian air bersih tersebut.

Menurut wanita berparas cantik ini, ada sekitar 60 desa yang terdampak kekeringan di Trenggalek yang tersebar di seluruh kecamatan. "Angka ini meningkat pesat, dari 54 desa di tahun 2018 kini menjadi 60 desa yang terdampak," ujar Novita kepada awak media.

Puluhan ribu liter air ludes dalam waktu sekejap karena diperebutkan oleh warga terdampak. Mereka sangat tergantung pendistribusian air dari pemerintah karena bencana kekeringan berlangsung cukup panjang apalagi sumur warga sudah mengering. Total ada 46 ribu liter air bersih yang di distribusikan. 1 mobil tangki berkapasitas 24 ribu liter, 2 mobil tangki berkapasitas 8 ribu liter air dan 1 mobil tangki berkapasitas 6 ribu liter air.

Kondisi ini menunjukkan bawasanya Kabupaten Trenggalek masih darurat kekeringan. "Saat ini sumur-sumur warga mengering dan kritis, nyaris tidak ada air sama sekali," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini Novita Hardini, menghimbau kepada warga Trenggalek untuk melakukan penghematan air atau gunakan air secara bijak. "Kami juga mengedukasi warga untuk menggali sumur yang sekiranya aman dan tidak membahayakan bila musim kemarau di tahun depan. Memang kalau kita berbicara teknis pengeboran memang ada beberapa tanah yang tidak bisa sembarangan kita bor, ini nantinya malah bisa membahayakan warga sekitar," lanjut Novita memberikan keterangan.

Selain itu untuk menghemat air tadi saya bilang, kita seyogyanya bisa mendepositkan sebagian kebutuhan air untuk periode kedepan. Kalau kita memang pas tidak menginginkan atau membutuhkan. Sebaiknya air itu kita simpan seperti menampung air hujan dan menyaringnya sehingga bisa difungsikan menjadi air siap pakai, tandasnya. "Cara menghemat lainnya dengan cara menggunakan air sesuai dengan kebutuhan standart kebutuhan air 15 liter per jiwa," imbuh ibu tiga anak ini.

Ditribusi air bersih dari BPBD, PDAM dan beberapa sektor lainnya oleh Ketua TP PKK Kabupaten tersebut mendapatkan tanggapan positif dari warga. Sebagian dari mereka bersyukur akhirnya bisa mandi setelah beberapa hari tidak mandi karena ingin berhemat air. Hal ini sepertihalnya yang disampaikan oleh Siti warga RT. 13 RW. 5 Desa Wonanti, Kecamatan Gandusari ini, "alhamdulillah iso adus (bisa madi)," ungkap wanita paruh baya tersebut kegirangan.

Siti berharap diatribusi air bersih oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek bisa terus dilakukan sampai kekeringan reda, karena untuk membeli air bersih warga tidak mampu, satu mobil Tanki bisa mencapai Rp. 600 hingga 700 ribu. "Itu diluar jangkauan kita," lanjutnya. (ays)