JATIMPOS.CO//BOJONEGORO - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memulai gerakan merdeka panen kedelai bersama Direktur Aneka Kacang dan Umbi (AKABI) Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yuris Tianto pada Rabu (24/08/22) di Dusun Bogo Putih, Desa Tlogohaji, Kecamatan Sumberrejo.

Yuris Tianto memaparkan arahan presiden terkait bidang pertanian. Diantaranya dalam mengembangkan komoditas prioritas, seperti padi, jagung, kedelai maupun komoditas pertanian lainnya. Hal ini sebagai bentuk mengurangi impor.

Yuris memaparkan ada lima resep sukses dalam berbisnis kedelai. Pertama, akurat lahan dan petani. Kedua akurat sarana produksi.

“Dalam hal ini yang memiliki 80 persen daya tumbuh,” katanya.

Ketiga, akurat budidaya, mulai dari teknologi dan pembekalan yang baik. Sebab, ilmu saat ini sudah mudah untuk dicari lewat media manapun. Keempat, akurat siklus usaha. Yuris menerangkan, setelah penanaman kedelai, sudah memastikan siapa yang akan membeli hasil panen, misal Bulog.

“Kelima soal harga. Mari kita lakukan bersama-sama. Harus semangat. Dengan semangat baru kita bisa mandiri dan meningkatkan produktifitas kedelai," terangnya.

Hadir di acara tersebut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bojonegoro mewakili Bupati Bojonegoro, Direktur AKABI, Kepala DKPP, Camat Sumberrejo, Bulog, Forkopicam, serta para kades.

Selain itu juga para penyuluh pertanian serta para petani penerima bantuan APBN se-Kecamatan Sumberrejo dan Kelompok Tani Makmur Satu Desa Tlogohaji.Dalam kegiatan ini, semua turun ke sawah untuk memanen kedelai varietas Anjasmoro bersama para petani.

Masih dalam kesempatan sama, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Helmi Elisabeth mengatakan, pada 2022, Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten penerima bantuan benih khususnya kedelai.

Kegiatan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman aneka kacang dan umbi utamanya kedelai. Berbagai upaya dilakukan salah satunya melalui penyaluran bantuan pemerintah pusat berupa sarana produksi untuk budidaya kedelai.

"Bantuan yang telah tersalurkan terdiri dari benih 50 kg, pupuk NPK non subsidi 45 kg, pupuk hayati cair 3 liter, dan pestisida 2 liter untuk setiap hektarnya," jelas Helmi.

Bojonegoro sendiri mempunyai banyak sentra kedelai. Diantaranya di Kecamatan Sumberrejo, Balen, Kapas, Dander, Sukosewu, Kedungadem, dan Kepohbaru.

“Sementara luas tanam mengalami peningkatan. Di 2021 total 9.742 hektar. Di 2022 naik menjadi 10.282 hektar. Dengan rincian, 4.889 hektar bantuan APBN dan 5.393 hektar merupakan swadaya,” ujarnya.

Bantuan kedelai dari pusat tahun 2022 seluas 4.889 hektar rencananya, hasil panen ini akan dijadikan benih kembali melalui pemurnian varietas seluas 1.110 hektar. Dengan harapan dapat membantu meringankan biaya usaha tani, meningkatkan produksi, produktivitas, serta nilai jual komoditas kedelai dibandingkan dengan dijual untuk konsumsi.

“Bupati sangat konsen pada pertanian melalui program petani mandiri. Terima kasih kepada Kementrian Pertanian, mudah-mudahan menjadi momentum baik dan harga kedelai bersahabat,” pungkasnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bojonegoro Kusnandaka Tjatur menuturkan, Indonesia merupakan gudangnya pertanian. Wilayah Bojonegoro pun juga unik. Seperti bantaran sungai yang saat ini digunakan untuk pertanian dan sudah merasakan tiga kali panen.

“Saya yakin dulur-dulur petani Bojonegoro siap menjadi bagian praktik dari Kementerian Pertanian dalam arti praktek produktif. Panen kedelai merupakan terobosan karena trennya masih impor. Ini sebagai peluang,” pungkasnya.(sa)