JATIMPOS.CO//BOJONEGORO - Kebun Bunga Mawar Buana Indah yang berada di Desa Kalangan, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro diresmikan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah hari ini, Kamis (08/09/22). Kebun bunga ini menjadi pengembangan florikultura mawar sebagai salah satu upaya pendongkrak ketahanan pangan yang digagas oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro.

Bupati Anna mengatakan, pengembangan inovasi inovasi pertanian dan turunannya menjadi tantangan. Sementara florikultura juga sebagai salah satu bagian dari ketahanan pangan. Oleh sebab itu pihaknya berpesan kepad DKPP untuk terus mengembangkan beberapa tiitk tanaman holtikultura.

" Tak hanya florikultura tapi juga buah-buahan. Juga berkoordinasi dengan dinas lain terkait potensi lain yang juga bisa dilaksanakan pelatihan digital marketing. DKPP kemarin juga menggelar Fun Farmer's Day. Di sana value buah sangat berharga. Itulah letak poin potensi bisnisnya, " ujar Bupati.

Kepada masyarakat Bupati Anna menjelaskan bahwa secara bisnis, kegiatan ini berpotensi mengembangkan buah-buahan. Pihaknya mengajak pemberdayaan masyarakat melalui kelompok. Sebab, support Pemkab Bojonegoro melalui kelompok. Namun, Bupati menegaskan juga perlu memperhatikan kultur tanah, air dan cuaca.

"Mohon dukungan semua, semangat untuk warga Margomulyo agar pengembangan tanaman hortikultura dan florikultura berkembang dengan baik," imbuh Bupati.

Pengembangan florikultur jenis bunga mawar ini menjadi komitmen Bupati Bojonegoro untuk pengembangan kawasan hortikultura dengan potensi geografis yang strategis dan mudah diakses.

Selain itu, potensi lain juga mencakup lahan pertanian yang cukup luas, SDA Bengawan Solo, potensi genetik lokal, dan potensi pemanfaatan lahan perhutani. Terdapat pula potensi lokal di antaranya area Madiun, Ngawi, Nganjuk, Tuban, Lamongan, dan Blora. Sementara potensi pasar nasional di Surabaya, Semarang dan Jakarta.

Florikultur dapat menjadi alternatif untuk pengembangan pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Sementara itu, varietas mawar masih beragam. Sebab, DKPP bersama BRIN masih menguji terhadap klimatologi yang cenderung panas. Selain itu, pihaknya juga masih melihat sejauh mana varietas yang disenangi oleh pasar.

Bekerjasama dengan BRIN Jawa Timur, bunga mawar diolah menjadi berbagai produk olahan makanan. Seperti selai, sirup, kue pie, juga teh mawar. Sementara varietas mawar yang di tanam di Desa Kalangan beragam. Mulai dari varietas black magic, brenggala hingga varietas mawar potong pergiwo dan pergiwati.

Hadir dalam acara ini, perwakilan DKPP Provinsi Jawa Timur, Peneliti Madya BRIN Jawa Timur, Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Camat beserta Forkopimca Margomulyo, serta para tamu undangan.

Dalam launching tersebut hadir pula Peneliti Madya BRIN Jawa Timur Catur Hermanto. Catur mengapresiasi pengembangan hortikultura di Bojonegoro. Sebab, potensi pengembangan sangat besar mulai dari tanaman hias, buah, hingga sayuran. Walau dalam implementasinya, terkhusus tanaman hias perlu adaptasi.

"Misalnya tantangan dari ekologi harus adaptasi ke dataran rendah. Juga perlu membangun skill sumber daya manusia, selain itu, juga harus memikirkan pasar. Sebab, sumber daya alam di Desa Kalangan sangat potensial sehingga dapat mengundang pasar yang lebih besar,” papar Catur.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro Helmi Elisabeth mengatakan, pengembangan florikultur mawar ini masih dalam skala percontohan. Tentunya keberhasilan tidak terlepas dari inisiasi Ibu Bupati untuk mengembangkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi.

"Ini merupakan inisiasi Ibu Bupati untuk pengembangan florikultur sehingga bisa dikembangkan dengan baik. Sesuai arahan Ibu Bupati, kami akan koordinasi dengan dinperinaker untuk kelompok pengolah mawar melalui pelatihan digital marketing di lokasi yang lebih luas lagi,” pungkasnya.(sa)