JATIMPOS.CO//BOJONEGORO - Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) dirayakan serentak secara nasional pada Senin (12/09/22). Guna memperingati HKGN tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Kesehatan melalui SAPA! (SELAMAT PAGI) Malowopati FM edisi Jumat (16/09/2022) mengajak warga Bojonegoro untuk lebih peduli kesehatan gigi.

Hasil riset Kesehatan dasar rikesdes 2018 memperlihatkan prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi sekitar 93 % artinya hanya 7 % anak Indonesia yang terbebas dari karies atau gigi berlubang. Mengusung tema “ Pulih Bersama Dengan Senyum Sehat Indonesia”, talkshow ini menghadirkan Drg. Iminensia N.SP.KGA sebagai narasumber

“ HKGN Hari Kesehatan Gigi Nasional mengusung Tema Bersama Dengan Senyum Sehat Indonesia menjadi suatu penyemangat bagi dokter gigi khususnya sebagai penggiat sektor kesehatan gigi dari pandemic covid 19 supaya Indonesia bisa tersenyum kembali,” ujarnya.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa selama masa pandemi covid, masyarakat terbatas untuk berkunjung ke dokter gigi. Himbauan pasti dilakukan untuk hanya melakukan perawatan pada gigi yang darurat tertentu saja, banyak program kerja tentang pemeriksaan dan pelayanan gigi dan mulut baik di puskesmas atau rumah sakit juga terbatas.

Lebih lanjut Drg , Iminensia N.SP.KGA menjelaskan Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis di masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari 270 hari masa kehamilan dan 730 hari pertama kehidupan.

Stunting biasanya ditandai dengan kurangnya tinggi badan secara signifikan jika di bandingkan tinggi badan normal seusianya. Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa stunting dan gigi berlubang memiliki hubungan timbal balik.

"Stunting bisa penyebab lambat pertumbuhan gigi, terlambat pertumbuhan gigi dapat menyebabkan asupan makan berkurang sehingga menjadi stunting," imbuhnya.

Untuk mencegah kejadian stunting yang berhubugan dengan gigi berlubang ini, harus dilakukan pemenuhan gizi seimbang dengan menjaga kondisi gigi geligi. Gigi yang berlubang bila tidak dirawat akan berkembang menjadi gigi gigis yang menyerang seluruh mahkota gigi dan melibatkan banyak gigi sehingga menyebabkan gigi terlepas sebelum waktunya. Kondisi ini memberikan dampak negatif pada anak terhadap kemampuan makan dan mendapat asupan nutrisi yang baik.

Lebih lanjut Drg. Iminensia menjelaskan , dalam hal pencegahan gigi berlubang dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi seimbang terutama mendapat fungsi air ludah yang optimal. Anak dengan kondisi kekurangan gizi akan memiliki kelenjar air ludah yang atrofi, sehingga produksi air ludah menjadi berkurang dan menyebabkan fungsi air ludah sebagai penetral asam di rongga mulut, pembersih, anti pelarut, anti bakteri juga berkurang.

Drg. Iminensia juga memberikan beberapa tips dalam merawat gigi geligi yakni diantaranya dengan membiasakan anak untuk minum susu dengan gelas, membersihkan gigi geligi sesuai umur dan kenyamanan anak, membiasakan menyikat gigi 3 kali sehari dengan memakai pasta gigi berfluoride dan memeriksakan kesehatan gigi 6 bulan sekali kepada dokter gigi.

“ Dengan diadakannya HKGN ini, diharapkan masyarakat dari seluruh kalangan kembali fokus dan semangat juga sadar untuk merawat gigi secara rutin 6 bulan sekali. Kemarin juga ada kegiatan dari naungan kami para dokter gigi PDGI di tanggal 12 September diadakan sikat gigi bersama untuk memecahkan rekor muri 2022,” pungkasnya.(sa)