JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PPP, H Anas Tahir mengajak masyarakat Bondowoso untuk bersama-sama mencegah stunting.
Hal tersebut diungkapkan dirinya saat Sosialisasi Germas "Melalui 6 Pilar Transformasi Kesehatan, dan Pencegahan Stunting, Penyakit Menular, dan Tidak Menular", Sabtu (8/4/2023).
Mengingat, saat ini angka stunting di Indonesia masih 21 persen. Kendati, jumlah ini menurun dibanding sebelumnya. Namun, ini menjadi pekerjaan rumah bersama karena angka stunting yang ditolerir lembaga kesehatan dunia yakni 2 persen.
"Jadi kita masih punya utang 7 persen," katanya di Aula Habibur Rahman, Ponpes Kunuzul Imam, Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel.
Ia menjabarkan, angka stunting di Bondowoso tertinggi nomer dua di Jawa Timur.
Karena itulah dirinya mengajak seluruh masyarakat di Bondowoso ikut andil menekan angka stunting ini. Salah satunya, yakni dengan mencegah pernikahan dini.
" Salah satu penyebab stunting yang menonjol yakni pernikahan dini," katanya.
Ia menyebutkan, kesadaran orang tua dalam mencegah pernikahan dini menjadi sangat penting. Yakni, ibu-ibu harus disiplin tak menikahkan anaknya sebelum usia yang tepat.
Lebih-lebih, saat ini BKKBN telah memiliki program pendidikan pra nikah bagi calon pengantin.
" Ini juga menjadi salah satu intervensi negara agar masyarakat lebih terlibat dalam menekan angka stunting," jelasnya.
Legislatif sendiri, kata Anas, juga masif melakukan sosialisasi ke seluruh Indonesia. Bahkan, hingga 1.000 titik sosialisasi.
" Kita juga anggarkan khusus agar program sosialisasi ini ditambah agar masyarakat bisa semakin aware terkait kesehatan. Utamanya stunting," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Fraksi PPP, Buchori Mun'im, menjelaskan, bahwa dirinya apresiasi langkah sosialisasi masif yang dilakukan Anis Thahir.
Pihaknya sendiri di daerah selama ini selalu mendorong dan memberikan dukungan penuh dalam menangani stunting.
"Memang memberikan dorongan penuh pada Dinsos P3AKB dan Dinas Kesehatan dalam menangani stunting. Agar Bondowoso bebas stunting," pungkasnya. (Eko).
