JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melaksanakan pelatihan percepatan penurunan angka stunting kampung Keluarga Berencana (KB) yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), di Aula Sabha Bina Praja, Rabu (25/10/2023).

Pelatihan tersebut menggandeng pegiat media yang tergabung dengan Pengurus Cabang Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bondowoso Deni Ahmad Wijaya.

Sementara pesertanya berasal dari perwakilan 18 kecamatan, yang terdiri dari perwakilan penyuluh, Kader dan petugas balai Keluarga Berencana (KB), serta Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan kader Posyandu.

Nama kegiatan pelatihan itu berupa Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam rangka percepatan penurunan stunting dan fasilitasi pengembangan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung KB.

Pj Bupati melalui Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah mengatakan, untuk mempercepat penurunan angka stunting tidak cukup hanya dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tertentu, tapi harus bersama-sama dan melibatkan banyak OPD.

"Kita sudah mempunyai tugas masing-masing, siapa, melakukan apa," Katanya.

Ia menerangkan, dalam penanganan stunting yang bisa dilakukan terdapat dua hal, berupa intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Intervensi spesifik bentuknya berupa penanganan langsung, jika anak itu terindikasi stunting, maka yang menangani adalah OPD kesehatan.

"Kalau Dinsos P3AKB ini yang menangani intervensi sensitifnya. seperti merubah pola pikir, melakukan penyuluhan dan pencegahan pernikahan dini agar tidak ada lagi anak melahirkan anak, mengedukasi bagaimana masyarakat mempunyai pola pikir hidup sehat, dan mengedukasi pengetahuan tentang pemilihan makanan yang bergizi baik," ujarnya.

Dia berharap dimulai dari ibu-ibu PKK dapat memotivasi anaknya agar mempunya mimpi dan cita-cita tinggi, dan anak yang sekolah dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga dapat mewujudkan generasi emas berkualitas di masa-masa yang akan datang.

Tak hanya cukup sampai disitu saja, Kepala Dinas yang juga aktivis perempuan NU berharap, peserta yang mengikuti pelatihan tersebut dapat mengetuk tularkan hasil pelatihan ke masyarakat desanya masing-masing.

"Upaya-upaya penurunan angka stunting itu terus dilakukan melalui kegiatan-kegiatan positif berupa forum rembuk stunting di kecamatan dan sekolah siaga kependudukan," ungkapnya.

Dalam pelatihan itu juga melibatkan media. Sebab media mempunyai peranan yang sangat penting untuk menekan angka stunting.

“Media juga mempunya peran yang sangat penting. Media ketika menyampaikan tentang stunting ke Masyarakat lebih cepat tersampaikan, baik itu media cetak, online/siber, media audio seperti radio, dan audio visual televisi," paparnya.

Sementata dr. Untung Khusairi Kepala Bidang (Kabid) Keluarga Sejahtera Pengendalian Penduduk (KSPP) dan Keluarga Berencana (KB) Dinsos P3AKB Kabupaten Bondowoso menambahkan, pelatihan ini untuk memberikan bekal dalam mengatasi stunting dimulai dari Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

"Mencegah stunting dimulai dari dapur, yakni menyiapkan dari dapur sehat dengan mempersiapkan komposisi makanan yang sehat untuk memenuhi gizi seimbang," ujarnya.

Di pelatihan ini kata dr. Untung memberikan pemahaman kepada ibu-ibu PKK, penyuluh KB, dan kader Posyandu dalam menentukan, memilah dan memilih bahan-bahan makanan bergizi disekitar, yang tidak perlu mahal untuk keluarga dalam mencegah stunting.

"DASHAT itu pada prinsipnya mengutamakan komposisi keanekaragaman makanan lokal," imbuhnya.

Menurutnya, dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting juga harus menggunakan konsep pentahelix.

"Konsep pentahelix ini merupakan konsep multi pihak, dimana unsur pemerintah, akademisi atau perguruan tinggi, masyarakat atau komunitas, dan media massa berkolaborasi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama, khususnya dalam hal pencegahan stunting," pungkasnya. (eko)