JATIMPOS.CO/JEMBER - Bupati Jember, Muhammad Fawait mendatangi tempat Pelatihan Pengolahan Kopi di tengah kesibukannya menjalani agenda Bunga Desaku di Desa Kramat Sukoharjo Kecamatan Tanggul, Sabtu (24/05/2025). 

Bupati Jember menyempatkan diri memberikan motivasi kepada sejumlah anak muda calon barista yang mengikuti pelatihan di bawah bimbingan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Jember. 

Bupati mengatakan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan-pelatihan menjadi modal penting ke depannya bagi para pencari kerja di bidang apapun. 

Singapura dia jadikan contoh. Bagaimana negara kecil yang tidak memiliki sumber daya alam tersebut bisa menjadi negara maju. 

"Karena Singapura itu mengembangkan SDM, maka tidak salah kalau yang paling penting itu punya ilmu. Saya pikir kopi di Jember itu bisa terkenal nanti, kalau produksinya bagus, SDM yang mengelolanya juga bagus, termasuk hari ini ada pelatihan oleh Disperindag," kata Gus Fawait. 

Gus Fawait menyebut, pelatihan kepada para barista merupakan upaya mengelola value added (nilai tambah) agar muncul barista-barista andalan di Jember. 

Ia pun menyatakan, para barista tidak perlu khawatir dimana dia akan berjualan jika sudah memiliki ilmu perkopian yang mumpuni. Sebab, Pemkab Jember sudah berencana membuat tempat yang akan menjadi titik keramaian masyarakat. 

"Kami tawarkan bagi barista yang sudah terbentuk, adalah tempat-tempat yang bisa diakses nanti. Mulai dari food street sampai nanti di Jember Sport Garden (JSG), seperti di Gelora Bung Karno Jakarta di situ adalah tempat olahraga tapi tempat ngopinya banyak. Boleh nanti daftar ke Disperindag asalkan kopi yang diolah bagus, jangan nanti nyoba terus sakit perut," ulasnya.

Jika percobaan di kedua tempat di atas berhasil, lanjut bupati, tentu itu akan menjadi pilot project untuk di tempat-tempat yang lain sehingga nanti kalau mencari tempat ngopi tidak perlu jauh-jauh cukup di Jember saja. 

"Ingat, di kota-kota besar bahkan mancanegara, kopi dari Indonesia itu terkenal dan budaya ngopi itu mengakar hari ini bukan hanya orang elit saja, semua kalangan hari ini sudah punya budaya ngopi," jelasnya. 

Peluang-peluang untuk ekspansi ke luar pun diyakini cukup terbuka bagi kopi asal Jember. Bupati mengatakan, salah satu komoditas ekspor dari Jember adalah kopi. 

Contohnya, adalah Desa Sidomulyo di Kecamatan Silo yang akan melakukan ekspor kopi. 

"Desa Sidomulyo akan mengekspor kopi lagi tahun ini. Kami ingin memetakan (wilayah) dulu mana desa-desa yang penghasil kopi. Tentu di situ kita harus treatment bagaimana mengoptimalisasi kopi," imbuhnya. 

Kopi bisa dikatakan sebagai komoditas andalan. Melalui biji kopi, banyak warga yang bisa bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Bahkan, ada penghasil kopi yang bisa sampai naik haji. 

"Kemarin waktu saya kampanye keliling-keliling Kecamatan Silo, banyak orang naik haji dari hasil kopi. Artinya kan kopi ini jadi andalan ke depan bagi Kabupaten Jember, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun di ekspor," tutur bupati. 

Ke depan, bupati berkomitmen akan memetakan wilayah mana saja penghasil kopi terbaik di Jember. Ia bersedia menjadi alat promosi bagi kopi Jember dalam setiap kunjungan kerjanya ke luar kota atau bahkan luar negeri. 

"Kita ini cuma kalah promosi saja. Ada yang mengklaim dirinya kabupaten republik kopi dan sebagainya. Kita bukan republik kopi, tapi kita surganya kopi. Hanya kopi terbaiklah yang dihasilkan Kabupaten Jember," tandas bupati penuh semangat. (Ari).