JATIMPOS.CO/KABUPATEN JEMBER - Dinas Peternakan Kabupaten Jember menurunkan tim medis untuk memeriksa hewan kurban yang diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Minggu (8/6/2025). Dugaan tersebut muncul setelah adanya laporan dari warga di Masjid Al-Hikmah, Perumahan Kodim, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.
Laporan awal disampaikan oleh Kepala Desa Jubung kepada Camat Sukorambi, setelah panitia kurban melihat gejala berupa bintil di sekitar mulut salah satu kambing. Warga pun menjadi ragu untuk menyembelih hewan tersebut, sehingga kambing itu dipisahkan dari yang lain.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jember, drh. Andi Prastowo, mengatakan bahwa pihaknya langsung menurunkan petugas untuk melakukan pemeriksaan di lokasi.
"Kalau dilihat dari foto, hewan tersebut tidak terkena PMK, tapi hanya virus orf dan bisa disembuhkan, juga aman untuk dikonsumsi, yang penting bintil bintilnya dibuang," kata Andi.
Hal senada disampaikan Agum Gumitir, petugas kesehatan hewan dari Puskeswan Rambipuji, yang turut hadir di lokasi.
"Ini bukan PMK, tapi orf, dan aman untuk dikonsumsi, panitia bisa melakukan ekskusi penyembelihan," ujar Agum kepada wartawan dan disaksikan oleh sejumlah panitia kurban masjid Al Hikmah.
Budiyanto, perwakilan panitia kurban Masjid Al-Hikmah, menjelaskan bahwa kambing tersebut dikirim warga usai salat Jumat. Saat tiba, terlihat luka di mulutnya, dan tak lama kemudian muncul bintil-bintil.
"Saat datang, seperti ada luka di mulutnya, terus sore harinya, timbul bintil bintil dimulut, kebetulan ada warga kami yang kuliah di kesehatan hewan, ketika di cek, memang mirip gejala PMK, sehingga hewan tersebut kami pisahkan dengan hewan lainnya," ujar Budiyanto.
Koordinasi pun dilakukan berjenjang, dari desa ke kecamatan hingga ke Dinas Peternakan. Setelah mendapat kepastian dari petugas, panitia akhirnya menyembelih hewan tersebut. "Alhamdulillah dari pernyataan petugas tadi, hewan tersebut aman dikonsumsi dan langsung kami lakukan penyembelihan," ujar Budiyanto.
Kepala Desa Jubung, Bhisma Perdana, mengapresiasi respons cepat warga dan sikap hati-hati dalam menangani kasus tersebut.
"Kami sangat senang, warga kami tidak gegabah dengan adanya temuan ini, setidaknya kesadaran warga atas kesehatan hewan sudah terbangun, karena bagaimanapun juga kehatia-hatian terhadap kondisi hewan ternak, tetap harus diperhatikan," ulas Bhisma. (Ari)