JATIMPOS.CO/PROBOLINGGO — Dengan tema “Semangat Bersatu Mewujudkan Kreativitas, Kearifan Lokal, dan Kemandirian untuk Kota Probolinggo yang Bersolek”, rangkaian peringatan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo 2025 diwujudkan salah satunya melalui Pawai Budaya yang diikuti instansi pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas seni, hingga kelompok masyarakat umum, Sabtu (27/9/2025). Gelaran ini mendapat antusias luar biasa dari ribuan warga.
Sebanyak 38 peserta yang mulai dilepas sejak pukul 9 pagi, menampilkan beragam seni dan budaya Nusantara yang menelusuri rute dari jalan Panglima Sudirman, jalan Gatot Subroto dan berakhir di alun alun Jalan Ahmad yani kota Probolinggo.
Animo warga terlihat sejak pagi; ribuan penonton memadati sepanjang rute untuk menyaksikan atraksi seni, musik tradisional, dan kostum unik. Kekaguman di antaranya disampaikan Bambang Sutrisno (45), warga Kecamatan Mayangan.
“Kegiatan seperti ini pastinya ditunggu-tunggu oleh warga Probolinggo dan luar kota. Selain hiburan, pawai budaya juga jadi pengingat bahwa kita punya kekayaan seni dan tradisi yang harus dijaga. Saya sendiri bangga tinggal dan jadi warga Kota Probolinggo,” Ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan, Pawai Budaya Kota Probolinggo 2025 menjadi bukti bahwa kreativitas dan kearifan lokal dapat menjadi kekuatan dalam membangun kota yang berkarakter sekaligus memperkokoh identitas budaya bangsa.
Hal ini seperti disampaikan Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa pawai budaya tahun ini menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan budaya lokal dan nasional.
“Dalam peringatan hari jadi ke-666 ini, kita membawa empat unsur pokok, yaitu menampilkan warisan budaya tak benda Kota Probolinggo seperti Jaran Bodak, duk-duk, dan kembang lamaran. Kita juga memamerkan wastra Nusantara seperti batik dan pakaian adat dari berbagai daerah,” ujarnya.
Wali Kota Amin bersama istri dan jajaran Forkopimda turut mengenakan busana adat Nusantara. Dari pakaian adat Kupang, Papua, hingga Surabaya, keanekaragaman budaya Indonesia tampak semarak.
Ia berharap, adanya event seperti ini adalah bentuk perwujudan nyata bahwa makna sejahtera, yang tersemat di huruf S pada kata Probolinggo Bersolek, itu benar-benar ada dan dapat dirasakan masyarakat.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian, datang dari peserta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan kostum Garuda Nusantara. Burung garuda raksasa dengan iringan peserta dengan kostum indah beburungan lainnya, rupanya mengundang decak kagum sekaligus rasa penasaran penonton.
Momen pawai budaya ini, selain sebagai wadah hiburan bagi masyarakat, juga membawa berkah bagi warga yang memanfaatkan even ini melalui usaha berdagang utamanya pedagang kaki lima (PKL). Cuaca yang cukup panas, menjadi momen bagi para pedagang untuk meraup penghasilan, mengingat dagangannya laku cukup keras terutama pedagang minuman. (Sf)