JATIMPOS.CO/SUMENEP - Perusahaan pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ditangani Koperasi Energi dan Ketenagalistrikan (Koperlindo) ogah untuk mengelola kembali di kepulauan Masalembu. Pasalnya perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Koperlindo, Hairul Anwar bahwa pada tanggal 7 Januari lalu pihaknya selaku pengelola telah mengajukan pengunduran diri ke pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
"Kami sudab mengajukan surat itu. Sesuai dengan surat yang kami ajukan awal Februari 2020l1 mendatang, kami bukan pengelola listrik di Masalembu lagi," ujarnya.
Hairul menerangkan, alasan pihaknya tidak mau mengelola lagi PLT di pulau terpencil itu karena dalam kurung waktu lima tahun selalu mengalami kerugian. Tak tanggung-ganggung perusahaannya bisa merugi sekitar Rp. 500 juta hingga Rp. 600 juta.
Menurutnya, faktor kerugian tersebut akibat melonjaknya harga minyak, sedangkan tarif pada pelanggan masih tetap. Sehingga perolehan hasil dan biaya oprasional perusahaan tidak imbang.
"Kami sudah mengajukan tarif kenaikan langganan pada pemerintah. Namun tidak ada tanggapan. Mungkin pemeintah juga punya alasan kepana tidak memberi tanggapan!. Faktanya begitu, kami yang jadi korban." paparnya.
Bahkan, pihaknya selama kurun waktu lima tahun telah mensubsidi solar, perbaikan listrik dan jaringan. Hal tersebut dilakukan demi pelayanan terhadap warga masalembu.
"Jika terus menerus kami kami yang harus menanggung kerugian itu, lebih baik kami mundur dan pihak lain yang mengelolanya." tegas Hairul.
Menanggapi ihwal pengunduran diri Koperlindo, Kabid Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna DPMD Sumenep, Fadholi membenarkan bahwa surat tersebut telah diterima. Namun surat itu sifatnya masih pengajuan. "Masih dalam proses pengajuan pengunduran.kami akan rapat dengan tim," ucapnya. (dam)