JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Jurnalis Center Pamekasan (JCP) menggelar silaturahmi bersama anggota DPR RI Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Muhammad Ali Ridha, di Jalan Jokotole, Kabupaten Pamekasan, Madura, Senin (22/2/2021).

Silaturahmi itu dilakukan dalam rangka memperkuat sinergitas antara Jurnalis Center Pamekasan dengan Anggota DPR RI, sekaligus menyampaikan aspirasi untuk menjadi referensi dalam pembahasan di Gedung DPR RI, Jakarta.

Ketua Jurnalis Center Pamekasan, Mulyadi Izhaq mengatakan, silaturahmi itu untuk memperkuat sinergi dan kemitraan JCP bersama anggota DPR-RI. Utamanya dalam menyampaikan beberapa aspirasi masyarakat.

"Tentu ada beberapa hal yang kami diskusikan bersama Muhammad Ali Ridha kaitannya dengan bidang sosial dan keagamaan," kata Mulyadi Izhaq.

Menurutnya, dalam bidang agama menjadi hal penting untuk diperhatikan prihal kondisi guru ngaji yang ada di Pulau Madura. Sebab, persoalan guru ngaji belum sepenuhnya tersentuh dan mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Menjadi solusi yang baik jika Anggota DPR RI dapil Madura, bisa memperjuangkan nasib guru ngaji, sehingga sama-sama mendapatkan santunan dan perhatian.

"Kontribusi guru ngaji cukup besar dalam merawat generasi muda. Mengajar dengan penuh keikhlasan dan ini sudah saatnya dibantu oleh pemerintah," ujar mantan aktivis PMII ini.

Lebih jauh, Mul sapaan karibnya, menuturkan, di bidang sosial sebagai mitra komisi XIII Muhammad Ali Ridha, ia berharap agar ada perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS ) di Madura. Sebabnya, ada banyak masyarakat yang kurang mampu belum sentuh bantuan pemerintah.

"Poin-poin dan keluhan itu yang kami sampaikan sebagai perlindungan dan bantuan masyarakat Madura," harapnya.

Terpisah, Anggota DPR RI Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Muhammad Ali Ridha mengatakan, sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan dan kemajuan terhadap masyarakat Madura akan disampaikan terhadap pemerintah. Utamanya untuk Kementerian Sosial (Kemensos RI) dan Kementerian Agama (Kemenag RI) sebagai mitranya.

"Untuk guru ngaji nanti disampaikan ketika rapat dengan kementerian. Saya menemukan ada guru ngaji yang diberi dengan jagung dan beras," jelasnya.

Kata Muhammad Ali Ridha, ada ribuan guru ngaji yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari pemerintah pusat. Sebab, persoalan ini sebelumnya sudah dibahas di Kementerian terkait, hanya saja ada perubahan, sehingga hal ini perlu diusulkan ulang.

"Perlindungan guru ngaji yang ada di Madura nanti disampaikan kembali dengan Kemenag RI dan Kemensos RI, yang pada prinsipnya negara harus hadir," tutupnya. (did).