JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Komunitas Aktivis NU Tlanakan yang tergabung dalam Ngormat Nusantara menggelar Seminar Nasional prihal pengusulan gelar pahlawan nasional kepada Syaikhona Moh. Kholil Bin Abd. Latif Bangkalan. Seminar nasional ini mengusung tema “Meneladani Pemikiran, Dakwah dan Perjuangan Syaikhona Moh. Kholil Maha Guru Ulama Nusantara," di Hotel Cahaya Berlian, jalan Raya Panglegur, kabupaten Pamekasan, Kamis (27/05/21).
Seminar nasional yang digelar secara terbatas dengan protokol kesehatan (Prokes) tersebut dipaparkan langsung oleh Cicit Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan KH. Moh. Nasich Ascahal dan Bapak Muhaimin.
Selain itu, tampak hadir Ketua PC NU Pamekasan, KH. Taufik Hasyim, Ketua dan Rois Syuriah MWC NU Tlanakan, DPD Partai Nasdem Pamekasan, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Pamekasan dan disukseskan oleh semua Banom NU se-kecamatan Tlanakan.
Kegiatan ini diiringi dengan penyerahan kitab oleh Ketua DPD Partai Nasdem Pamekasan Atuf Haidar kepada Ketua PC NU Pamekasan KH. Taufik Hasyim dan penyerahan kitab dari Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Pamekasan Hamidi kepada Rois Syuriah MWC NU Tlanakan.
Ketua PAC Ansor Tlanakan Sutan Takdir Alisyabana mengatakan, diadakannya acara seminar nasional ini merupakan ikhtiyar sahabat-sahabat ngormat nusantara dalam mendukung pengusulan gelar pahlawan nasional Syaikhona Moh. Kholil Bin Abd. Latif Bangkalan yang prosesnya saat ini tinggal menunggu penetapan KEMENKUMHAM.
"Khazanah pengetahuan tentang pemikiran, dakwah dan perjuangan syaikhona yang disampaikan oleh para pemateri dapat dijadikan uswah terutama bagi kader NU," kata Sutan Takdir Alisyabana kepada jatimpos.co, Sabtu (29/05/2021).
"Beberapa kitab karangan beliau yang masih belum masif dikaji ditengah masyarakat, sudah saatnya kedepan Khususnya dilingkungan MWCNU Tlanakan menjadi pelopor kajian kitab karya beliau," tambahnya.
Terpisah, Ketua PC NU Pamekasan RKH. Taufiq Hasyim mengatakan, sudah selayaknya Syaikhona Moh. Kholil Bin Abd. Latif mendapatkan gelar pahlawan, bahkan lebih dari pahlawan.
Sebab, beliau adalah putra Madura yang memiliki kapabilitas semua hal, baik dari sisi keilmuan, sisi mata batin, sisi kewalian dan di bidang sosial kemasyarakatan. Bahkan, beliau sudah sejajar dengan Syeikh Nawawi Al-banteni.
Menurutnya, syaikhona sudah sepatutnya mendapat gelar Pahkawan Naional. Karena dari sisi apapun beliau sudah lengkap, santrinya pun banyak. Bahkan santrinya sudah banyak menjadi tokoh nasional.
"Dari segi kepenulisan beliau banyak karya-karyanya, seperti banyak kitab-kitab yang beliau tulis," papar RKH. Taufiq Hasyim, M,Pd.I.
Kendati demikian, kata RKH. Taufik Hasyim, dari sisi kewalian banyak karomah-karomah yang beliau miliki, dari sisi pejuangnya terhadap negara, peran syaikhona dalam memerdekakan bangsa ini sangat luar biasa dan mampu membangun kerukunan sesama putra madura.
"Beliau mampu menyatukan antara ummat beragama. Pada saat itu, di Bangkalan sendiri sudah ada orang Non-muslim tapi beliau mampu menjadi tokoh sentral. Tidak hanya di Madura, di jawa, bahkan di Nusantara beliau diakui kewaliannya, gelarnya dan karomahnya. Sehingga bagi saya tidak ada alasan untuk pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada Syaikhona Moh. Kholil Bin Abd. Latif," jelasnya.
Ia berharap, mudah-mudahan dengan adanya Seminar Naional pada pagi hari ini bisa melengkapi usulan untuk beliau diberi gelar pahlawan. Namun bukan berarti Syaihona Moh. Kholil membutuhklan gelar.
"Tapi dari kita dan bangsa sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang yang telah ikut serta dalam memerdekakan bangsa ini dalam rangka membangun peradaban, membangun keilmuan dan membangun masyarakat, maka sudah selayaknya beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional," pungkasnya. (did)