JATIMPOS.CO/SUMENEP - Sekitar 237 buruh melakukan demonstrasi di depan kantor pegaraman I Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dalam aksinya mereka meminta pembayaran upah segera dibayar.
Perwakilan buruh, Misrawi mengatakan upah yang diberikan perusahaan terhadap buruh tani garam tidak sesuai dengan besaran upah yang dijanjikan.
Dijelaskan, upah yang biasanya diberikan seminggu sekali itu sebesar Rp. 458.000 tiap orang. Namun, nyatanya buruh mendapat upah dari keringatnya sebesar Rp 267.000,.
"Upah itu dibayar 4 hari kerja, biasanya seminggu sekali. Tujuan kami meminta hak pembayaran full," ungkap Misrawi.
Misrawi melanjutkan, demonstrasi sudah kali kedua digelar karena sebelumnya buruh juga pernah dikecewakan perusahaan lantaran upah yang dibayar separuh.
"Kami akan mogok kerja selama belum ada kejelasan dari PT Enggal," tegasnya.
Sementara itu, Humas PT Garam (Persero) Sumenep, Miftah menjelaskan pihaknya telah memproses administrasi atas pengajuan penagihan PT. Enggal Jaya Sentosa sebagai pihak ketiga.
"PT Enggal Jaya Sentosa melakukan penagihan ke PT Garam untuk pereode kegiatan buruh, berkasnya baru masuk kemaren tanggal 15 Juni pukul 14.00 WIB. Sehingga kami butuh proses untuk pengecekan kelengkapan administrasi. Dan pukul 09.00 WIB sudah dilakukan pembayaran ke PT Enggal, sekarang tinggal menunggu pembayaran PT. Enggal ke buruh." paparnya
Ia menegaskan, selama keterlambatan tersebut pihaknya baru bisa melakukan pencairan manakala pihak ketiga yakni PT. Enggal Jaya Sentosa melakukan penagihan.
"Selama penagihan tidak dilakukan ke PT Garam, kita tidak bisa melakukan pembayaran. Kalau ada penagihan baru kita bayar. Kejadian seperti ini siapa yang salah? Jadi yang menagih, kalau dia mengajukan penagihan ke PT Garam tidak lambat maka kami memproses pembayaran tidak lambat," pungkasnya. (dam)