JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Bupati Pamekasan Baddrut Tamam membeberkan langkah jitu agar lima program prioritasnya bisa tercapai dengan maksimal.
Cara jitu ini meliputi dua trIk. Pertama, trIk mengetuk pintu langit dengan gerakan bersolawat dan kedua trIk sesuai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
Dua trIk ini disampaikan oleh Bupati Mas Tamam pada saat menggelar silaturrahim dengan Dr KH Abuya Arrazy Hasyim di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jumat (7/12/2022).
Silaturrahim yang dilanjutkan dengan taushiyah itu disambut hangat oleh Mas Tamam, dengan didampingi Sekretaris Daerah Totok Hartono, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), serta camat yang mengikuti secara virtual di 13 kecamatan.
"Di bidang pendidikan, kita berikan beasiswa untuk santri, ada juga beasiswa kedokteran, dan juga fasilitasi anak-anak orang tidak mampu untuk menjadi polisi yang bekerja sama dengan Mapolda Jawa Timur," kata Bupati Mas Tamam.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam saat menggelar silaturahim bersama Dr KH Abuya Arrazy Hasyim di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jumat (7/12/2022).
---------------------------------
Menurut tokoh muda NU ini, segala program yang telah dicanangkan tersebut semuanya bermuara untuk kesejahteraan rakyat. Seperti program wirausaha baru (WUB) dengan strategi desa tematik, yakni memberikan pelatihan gratis, bantuan alat, pinjaman modal dengan bunga satu persen selama satu tahun, hingga fasilitasi pemasaran.
Kendati demikian, Bupati dengan sederet prestasi ini meminta penceramah kondang tersebut untuk memberikan taushiyah kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Pamekasan. Hali itu guna meningkatkan kinerja yang inovatif, kreatif serta ketaqwaan kepada Allah SWT.
"Saya senang sekali jika Dr KH Abuya Arrazy Hasyim bisa memberikan pemantapan hati kepada kita untuk transformatif di segi spiritualitas, bagaimana kita ini semakin takut kepada Allah menjauhkan diri dari segala tindakan yang sekiranya membuat kita tidak terhormat," papar mantan DPRD Provinsi Jawa Timur itu.
Lebih lanjut, dia menghimbau kepada jajarannya agar tidak menjadikan jabatan sebagai tujuan utama. Melainkan jabatan hanya sebagai alat pengabdian.
"Jabatan bukan tujuan, di tengah-tengah banyak orang menganggap bahwa jabatan itu segala-galanya. Termasuk jadi bupati juga bukan tujuan," pungkasnya. (did)