JATIMPOS.CO/JOMBANG - Pasca pelaporan dugaan penyelewengan BOS (biaya operasional sekolah) tahun 2020 lalu di di SMP Budi Utomo, Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, berbuntut panjang.
Nanik Balighotul Arofah (NBA), warga Dusun Gading, Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak, pada Jumat (7/1/2022) tampak mendatangi Polres Jombang, sekitar pukul 09.30 WIB, guna memenuhi panggilan Unit III Tipidkor Satreskrim Polres setempat.
Dalam surat panggilan nomor B/12/I/RES.1.24/2022 Satreskrim tertanggal 6 Januari 2022 yaitu Undangan Wawancara dan Permintaan Dokumen. NBA mendatangi Polres dengan menenteng tas belanja layaknya ibu-ibu berbelanja ke pasar. Namun, tas belanja tersebut nampak berisikan dokumen tebal.
Sayangnya, NBA merasa kaget ternyata undangan tersebut berujung permintaan keterangan atas sangkaan dugaan perbuatan tidak menyenangkan soal insiden penyiraman air mineral.
"Saya merasa kaget, ternyata tadi saya diperiksa terkait masalah penyiraman air yang saya lakukan pada Siti Kholijah (Ijah) dan Pak Abdul Syukur. Pakai air mineral merk Tras berukuran 600 mililiter yang sudah saya buka tutup botolnya karena mau saya minum. Air itu adalah suguhan dari Yayasan Budi Utomo. Setahu saya, jilbab Ijah yang basah,” tuturnya.
NBA mengaku sebelumnya sempat berpikiran, jika permintaan dokumen dalam surat tersebut, berkaitan dengan kasus dugaan penyelewengan dana BOS yang menerpa tiga lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Budi Utomo (YPBU) Gadingmangu, Kecamatan Perak, Jombang.
Sebab itu, NBA membawa satu bendel berkas tebal yang sudah dijilid. Hanya saja, pihaknya tidak menyebutkan berapa halaman berkas tersebut.
“Kami juga siapkan dokumen yang dimaksud dalam surat itu. Ini berkasnya saya bawa. Ada di dalam tas ini. Kalau nanti diminta ya saya berikan,” ujarnya, seraya menunjukkan keranjang belanja yang ditentengnya.
Meski sebelumnya, NBA mengaku bingung terkait surat panggilan yang diterimanya. Sebab, dia menyebut, surat tersebut perihal Undangan Wawancara dan Permintaan Dokumen. Namun, tercantum rujukan dalam surat itu, pada poin c yakni laporan pengaduan tentang dugaan tindak pidana penghinaan jo pencemaran nama baik jo perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana diatur dalam Pasal 315 jo Pasal 310 ayat (1) jo Pasal 335 KUHP.
“Meski terkesan aneh, tapi sebagai warga negara yang patuh hukum, saya tetap memenuhi panggilan tersebut, hari ini,” kata NBA kepada sejumlah wartawan.
NBA dalam keterangannya saat ditanya menandaskan melakukan penyiraman tersebut sebagai upaya membela diri. NBA mengaku mengenal Ijah sejak lama. Sehingga dia mengaku mengenal betul karakternya. Disebutkan, Ijah adalah santri Pondok Gadingmangu tahun 1998.
“Kebetulan dia kalau numpang seterika ya di rumah saya. Otomatis mau nggak mau, saya kenal betul karakternya Ijah,” ceritanya.
NBA melanjutkan, insiden itu bermula dari Ijah yang selalu gembar-gembor ke orang lain. Sebab itu, NBA kemudian datang ke SMP Budi Utomo dan meminta Kepsek waktu itu, agar Ijah meminta maaf atas ucapannya.
“Germbar-gembornya begini, Emange iki sekolahane mbah e Arofah kok gak dikongkon bayar (Memangnya ini sekolahnya kakek neneknya Arofah, kok tidak disuruh bayar),” ucap NBA menirukan perkataan Ijah kala itu.
Karena yang ditunggu lama tidak datang, NBA pun keluar dari kantor SMP Budi Utomo. Di saat itulah, NBA bertemu Ijah. Pada momen tersebut, NBA mengaku sempat mengingatkan Ijah agar menjaga lisannya. Namun, teguran NBA itu rupanya tidak membuat Ijah menyadarinya. Cekcok pun akhirnya terjadi.
“Ijah malah jawab, emang e aku ngomong opo (Memangnya saya bicara apa)?, sambil srotong-srotong gitu,” ucap NBA.
Dalam kondisi begitu, NBA merasa dirinya kalah bodi dan tahu benar karakter Ijah. Agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya, terjadilah insiden penyiraman air mineral tersebut.
“Karena saya kalah bodi dan tahu karakternya, di saat Ijah srotong-srotong tadi, secara spontan tidak sengaja air yang mau saya minum, saya semprotkan ke dia. Maksud saya, agar tidak maju terus, nyerang saya,” ungkap NBA.
NBA juga mengaku heran dan bertanya-tanya, mengapa Polres Jombang seolah begitu antusias memproses laporan insiden penyiraman air mineral tersebut. Sementara dirinya, sempat mendapat penolakan saat hendak melapor ke Polres Jombang.
“Saya waktu itu sempat mau lapor insiden rumah saya didatangi sejumlah orang. Saya juga sempat mengalami pengancaman. Laporan saya ditolak. Alasannya, tidak cukup bukti,” katanya.
NBA ketika menyampaikan dan menunjukkan bukti-bukti dokumen dana BOS, namun tidak diladeni petugas padahal persoalan itu masih diproses belum selesai, “Setiap kali saya menyinggung soal dugaan BOS di tiga lembaga pendidikan yang ada di YPBU Gadingmangu, petugas nggak mau. Padahal, itulah pemicu utama hingga terjadinya insiden tersebut. Termasuk insiden pengancaman pada kami di rumah kami,” kata NBA.
“Kalau Ijah laporan ke polisi saja diterima atas insiden penyiraman air. Mengapa ketika saya laporan atas dugaan pengancaman pembunuhan kepada saya kok tidak diterima polisi. Padahal, yang menimpa saya ini, berurusan dengan nyawa. Apa ini tidak ganjil,” tutur NBA menambahkan.
NBA menceritakan insiden yang sempat dialaminya. Waktu itu, lanjutnya, rumahnya didatangi sekitar 15 orang yang merupakan pendekar Persinas Asad, menggunakan sekitar 8 sampai 10 sepeda motor.
NBA mengaku, selain ditekan agar “tidak bersuara lantang soal YPBU”, dia mengatakan sempat diancam untuk dibunuh. Dalam posisi tersebut, NBA mengatakan tidak berbuat apa-apa lantaran sebelumnya sudah dicegah suaminya untuk tidak melakukan sesuatu, termasuk berbicara. Alasan suaminya, kata NBA, ketimbang suasana menjadi semakin keruh.
“Mereka bilang, saya ini halal untuk dibunuh. Saya diam saja. Sempat terjadi insiden gebrak-gebrak meja. Yang menggebrak namanya Khusni dan Irul Jemblung,” ucap NBA.
“Nah, anehnya lagi, waktu laporan saya dulu ditolak, alasannya juga karena dugaan perbuatan tidak menyenangkan itu sudah dihapus. Tapi kenapa saat ini, saya dimintai keterangan soal perbuatan tidak menyenangkan?,” ungkapnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Teguh Setiawan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon menyampaikan, jika pihaknya masih sibuk sedang ada kegiatan.
Disinggung soal permintaan keterangan pada NBA, “Belum ada laporan dari penyidik mas. Kalau sudah ada, nanti akan diinformasikan kepada rekan-rekan,” ungkap Teguh. (her)