JATIMPOS.CO//JAKARTA- Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka membantu menumbuhkan kreativitas dan inovasi, namun tingkat literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan lagi.

Dr. Ir. Subandi, MSc, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementrian PPN/Bappenas RI mengemukakan, jika dilihat dari ketiga komponen penilaian (matematik, membaca, dan sains) kompetisi membaca mengalami peningkatan yang paling rendah yakni dari 370,6 pada tahun 2000, menjadi 371,0 pada tahun 2018.

“Selama 18 tahun ini , kemampuan membaca anak kita hanya meningkat 0,4 poin, jadi kebanyakan cuma bisa membaca tetapi tidak bisa memahami apa yang sudah dibaca,” ujar Dr. Ir. Subandi, MSc. saat mengisi seminar yang bertemakan “Pustakawan Dalam Mewujudkan Kualitas SDM Unggul Indonesia Maju Melalui Budaya Literasi” yang diselenggarakan oleh perpustakaan nasional RI (20/01/2021).

Selain Dr. Ir. Subandi, MSc, seminar juga menghadirkan Drs. M. Syarif Bando, MM. Kepala perpustakaan nasional RI, Dr. Ir. Bima Haria Wibisana, MSIS. Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Menurut Dr. Ir. Subandi, MSc. nilai dimensi budaya literasi secara nasional sebesar 55,0 menunjukkan bahwa budaya literasi masyarakat di Indonesia tergolong rendah menuju sedang, sedangkan sebagian provinsi memiliki nilai dimensi budaya literasi dibawah rata-rata nasional, hal ini tidak hanya menunjukkan rendahnya budaya literasi, tapi juga disparitas kemampuan literasi wilayah.

“Perpustakaan menjadi peran penting sebagai pusat layanan literasi,” ujarnya. Adapun tiga peran perpustakaan yakni menjadi pusat pengetahuan dan informasi, pusat kegiatan masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkan sumber informasi dan pengetahuan dalam meningkatkan kecakapan hidup, pusat kebudayaan dengan melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan manuskrip yang merupakan kekayaan budaya literasi Nusantara.

Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berkeahlian, kecakapan literasi akan menjadi salah satu indikator penting bagi para pemberi kerja untuk merekrut pekerja.

“SDM berkualitas dengan kecakapan literasi tinggi akan memiliki peran dominan saat Indonesia memasuki era bonus demografi,” Ujar Dr. Ir. Subandi, MSc. (zen)