JATIMPOS.CO//JAKARTA- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengemukakan, penerapan protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat belakangan ini nampaknya belum menunjukkan hasil yang signifikan.

“Pemberlakuan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak masih belum terlalu berdampak menekan kasus Covid-19,” ujarnya pada seminar "Vaksinasi covid -19, perubahan perilaku dan diseminasi informasi , Keterbukaan, akuntabilitas dan keadilan dalam distribusi vaksin covid-19 di Jakarta, kemarin (22/1/2021)

Menurutnya, pada beberapa daerah penerapan protokol kesehatan memang masih sangat minim dan dianggap berat, sehingga pemerintah dapat mengkaji ulang protokol kesehatan, bukan hanya 3M.

"Jadi 3M saja tidak cukup,tapi lebih ke arah merubah perilaku masyarakat karena hanya memakai masker, kemudian mencuci tangan dalam arti menjaga kebersihan dan menjaga jarak atau kerumunan dari segi perilaku" ujar Daeng.

Daeng menambahkan perlu ditambah 1M lagi yakni untuk mengkondisikan daya tahan tubuh. " Saya kira menjaga imunitas yang belum didorong dalam program secara nasional dalam protokol kesehatan. Mungkin usulan ini bisa dipertimbangkan mengingat imunitas adalah hal yang sangat berperan besar dalam kasus Covid-19 ini,” katanya.

Selain itu, Pemerintah juga berupaya melakukan vaksinasi Covid-19 guna mengurangi angka penyebaran yang terus meningkat. Saat ini sudah dilakukan vaksinasi masal tahap 1 yang dipergunakan untuk tenaga kesehatan dan pelayan kesehatan, serta petugas pelayanan publik yang memenuhi kriteria.

Sementara itu Dr. Siti Nadia Tarmizi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen P2P Kementrian Kesehatan mengatakan bahwa kekebalan kelompok akan tercapai apabila tercapai efikasi sebesar 60% dari total pemberian 100% vaksinasi kepada masyarakat.

“Sekali lagi diinformasikan bahwa semua yang berkaitan dengan vaksinasi ini adalah gratis termasuk apabila terdapat kejadian ikutan pasca imunisasi" Ujar Siti.

Siti menambahkan, setelah dilakukannya vaksinasi antibodi belum langsung terbentuk, antibodi baru mulai terbentuk saat 2-3 Minggu setelah penyuntikan vaksin yang kedua dan akan mencapai puncaknya pada 90 hari setelah penyuntikan. Sehingga masyarakat yang telah menerima vaksin diminta untuk tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan. (ham)