JATIMPOS.CO//JAKARTA- Momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2021 mendapat apresiasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan mengadakan seminar “Sinergi Pemprov DKI Jakarta dan Pelindo II Menyongsong Wajah Baru Tanjung Priok”

“Saya mendukung kegiatan ini, diharapkan muncul ide dan gagasan yang dapat membangun dan bermanfaat untuk semua pihak, termasuk masyarakat sekitar Tanjung Priok,” ujar Anies Baswedan, pada pembukaan Seminar secara zoom di Jakarta, Jum’at (5/2/2021).

Seminar digelar secara online melalui zoom dan offline, mulai pukul 14.30 wib sebagian dilakukan dari Museum Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain ofline, mayoritas peserta mengikuti melalui zoom-meeting, termasuk stakeholders pelabuhan di seluruh Indonesia dan perwakilan PWI di 34 provinsi.

"Kita tau bahwa Tanjung Priok merupakan sentral distribusi perekonomian ekspor-impor Indonesia. Tentunya Pemprov DKI Jakarta akan bersinergi bersama dengan Pelindo dan pihak lain dalam memperbaiki Tanjung Priok,” tambah Anies Baswedan.

Pembicara yang hadir pada acara ini yakni Guna Mulya (GM IPC Tanjung Priok), Capt. Mugen S.Sartoto (Badan Otoritas Pelabuhan), H. Sabri Saiman (pengamat perhubungan laut Jakarta Utara).

Guna Mulyana menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu perkembangan kota akan mendekat kearah pelabuhan, begitu pula dengan DKI Jakarta."Perkembangan DKI Jakarta harus bersinergi dengan Tanjung Priok sebagai pusat pelabuhan kota. Hal ini didukung dengan peningkatan infrastruktur dan human resources oleh pihak pelabuhan yang memadai di era 4.0"ujar Guna Mulyana.

Sabri menambahkan rencana penyatuan Kota Tua dan pelabuhan Sunda kelapa menjadi Heritage Port didukung secara penuh oleh masyarakat. "Namun tetap harus ada koordinasi dan respon yang cepat antara OP, Gubernur dan Pelindo agar masyarakat sekitar tidak dirugikan" Ujar Sabri.

Sejalan dengan rencana tersebut, Capt. Mugen berharap RIP 2012 segera ditinjau kembali oleh Menteri dan Gubernur agar aksesibilitas menuju Tanjung Priok tidak melewati pemukiman warga lagi sehingga kemacetan dapat teruraikan.

"Masalah terbesar yang dikeluhkan masyarakat adalah kemacetan yang terjadi di daerah pemukiman. Tentu hal ini sudah kami pikirkan jauh hari, tapi kita juga tidak bisa berbuat apa-apa karna terbentur RIP yang kami rasa sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang ini" imbuh Mugen. (ham)