JATIMPOS.CO//JAKARTA - Laju digitalisasi memacu organisasi publik dan privat di berbagai belahan dunia untuk melakukan perubahan strategis di level pengambilan kebijakan. Melalui program Digital Leadership Academy (DLA), Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan stimulus bagi manajer dan pemimpin tertinggi dalam organisasi sektor publik dan privat di Indonesia dengan kompetensi kepemimpinan digital.
Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan program DLA Kementerian Kominfo pada tahun 2021 telah mencetak kurang lebih 300 pemimpin digital. Tahun ini jumlah peserta program DLA ditingkatkan menjadi 550 orang dan Kementerian Kominfo memperluas mitra perguruan tinggi.
“Program Digital Leadership Academy pada tahun ini akan diberikan kepada 550 peserta di level pimpinan tinggi maupun chief level dari sektor publik dan sektor privat di Indonesia,” ujarnya dalam Pembukaan Digital Leadership Academy mitra Global Tech Amazon Web Services, dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (31/03/2022).
Menteri Johnny menyatakan program DLA memberikan stimulus bagi sumberdaya manusia pengambilan kebijakan digital. Pelatihan dirancang dengan materi yang mencakup penyusunan strategi, pengembangan ekosistem digital yang solid antarpemangku kepentingan, peningkatan kompetensi teknis di bidang digital, serta penciptaan budaya, pola pikir, dan keterampilan digital.
“Era revolusi industri 4.0 yang terjadi bersamaan dengan pandemi Covid-19 saat ini telah menciptakan suatu momentum yang memposisikan transformasi digital tidak lagi sebagai suatu pilihan, namun sudah menjadi suatu keharusan,” tandasnya.
Menkominfo menilai akselerasi transformasi digital di Indonesia perlu terus didorong dan didukung dengan ketersediaan sumberdaya manusia digital yang mumpuni.
“Kementerian Kominfo telah dan akan terus melaksanakan program pengembangan sumber daya manusia digital, baik di level dasar berupa literasi digital, level menengah Digital Talent Scholarship maupun di level pemimpin digital,” ujarnya.
Pemerintah terus mendorong kesiapan pemimpin di Indonesia dalam merespons perubahan di era transformasi digital. Menurut Menteri Johnny hal itu akan dilaksanakan sesegera mungkin karena Indonesia berpotensi memiliki valuasi ekonomi digital hingga sekitar USD315,5 Miliar di tahun 2030.
"Terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara. Price Waterhouse Coopers (PwC) juga memprediksi bahwa Indonesia akan menduduki peringkat keempat dalam kekuatan ekonomi global di tahun 2050 mendatang. Oleh karenanya, Indonesia harus menang menangkap peluang tersebut dengan sebaik-baiknya, dengan sebaik mungkin,” jelas Menteri Johnny.
Oleh karena itu, menurut Menkominfo pemimpin sektor publik dan sektor privat memerlukan pengetahuan yang substantif, stimulasi pemikiran segar, dinamis dan visioner berkaitan dengan digitalisasi. Melalui program DLA, Kementerian Kominfo membuka kesempatan pemimpin organisasi berinteraksi dan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan ekosistem digital nasional maupun global guna mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia.
“Digital Leadership Academy bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pemimpin agar mampu mengubah pola pikir organisasi, mendorong adanya persamaan persepsi untuk berkolaborasi secara makro dan mewujudkan sinergitas lintas sektor di Indonesia,” ungkapnya.
Tahun ini, Kementerian Kominfo melibatkan mitra perguruan tinggi National University of Singapore (NUS), Tsinghua University, Harvard University, University of Oxford, Cornell University, Imperial College London, Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of Cambridge, serta Mitra Amazon Web Services (AWS).
“Pada program DLA tahun 2022 ini, Kominfo bekerjasama dengan delapan Universitas ternama dunia dan global teknologi company dalam hal ini Amazon Web Services yang memberikan pendidikan eksekutif terkustomisasi sesuai dengan kebutuhan transformasi digital di Indonesia,” jelas Menteri Johnny.
Dorong Transformasi Digital Nasional
Menkominfo menyatakan kepemimpinan digital sebagai titik kritical dalam mendorong transformasi digital nasional. Oleh karena itu, Pemerintah menyiapkan program stimulus untuk meningkatkan kecakapan lanjutan atau advance digital skills melalui program DLA.
“Kepemimpinan digital ini merupakan salah satu kunci keberhasilan transformasi digital nasional, mengingat para pemimpin semakin dituntut untuk memiliki pengambilan keputusan yang tangkas dan relevan dengan perkembangan atau di era perkembangan digital era digital,” ujarnya.
Menteri Johnny mengharapkan program DLA mampu menginisiasi pemimpin organisasi untuk merumuskan kebijakan dan menerapkan berbagai langkah perubahan di sektor digital yang mendorong pertumbuhan serta daya saing ekonomi dan industri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya tentunya ucapkan selamat kepada seluruh peserta Digital Leadership Academy yang telah berhasil lulus pada proses seleksi yang sangat ketat. Saat ini, anda telah menjadi DLA Kominfo Awardee, di mana sebagai awardee anda telah bergabung dalam lokomotif SDM digital unggulan bangsa untuk bersama-sama dengan pemerintah mendorong, mendukung dan melaksanakan transformasi digital nasional,” ungkapnya.
Melalui semangat sinergi dan transformasi digital, Menkominfo mendorong peserta DLA yang akan mengikuti proses pelatihan terlibat aktif dalam akselerasi transformasi digital nasional dan mewujudkan Indonesia terkoneksi, makin digital, dan makin maju.
“Dengan mengharap berkat Tuhan Yang Maha Esa, pelatihan Digital Leadership Academy bermitra dengan Amazon Web Services Tahun 2022 ini secara resmi saya buka,” ujarnya.
Tahun ini, pelaksanaan program DLA melibatkan delapan perguruan tinggi dan satu global tech company Amazon Web Services. Setiap peserta akan mengikuti pendidikan eksekutif terkustomisasi sesuai dengan kebutuhan transformasi digital di Indonesia. Tema pelatihan dan jumlah alokasi peserta program Pelatihan DLA beragam sesuai dengan mitra global. Tema Digital Transformation in Smart City bermitra dengan National University of Singapore (NUS) untuk 105 peserta. Tema Digital Transformation in Digital Business bermitra dengan Tsinghua University untuk 110 peserta.
Adapun tema Delivering Public Services: Efficiency, Equity, and Quality bermitra dengan Harvard University untuk 10 peserta, dan tema Digital Transformation: Policy and Practice University of Oxford sebanyak 65 peserta. Kemudian, tema Digital Leadership: Transformation in a VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity) World Cornell University dengan alokasi 50 peserta.
Tema Digital Transformation Strategies dengan mitra Imperial College London sebanyak 25 peserta. Tema Digital Business Strategy: Harnessing Our Digital Future dengan mitra Massachusetts Institute of Technology (MIT) sebanyak 10 peserta, dan tema Organizational Design for Digital Transformation dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sebanyak 10 peserta.
Selanjutnya tema Digital Transformation dengan mitra University of Cambridge sebanyak 15 peserta; dan tema Driving Government Digital Transformation with One Data and Smart City dengan mitra Amazon Web Services (AWS) sebanyak 150 peserta.(iz)