JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim bersama Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) resmi melepas Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang membawa para peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 atau Laskar Rempah menyusuri titik-titik Jalur Rempah Nusantara.
Dalam kesempatan ini, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri secara langsung pelepasan KRI Dewaruci yang membawa para peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2022 di Dermaga Komando Armada (Koarmada) II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/6) sore.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya diplomasi budaya dengan harapan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia dan berupaya untuk melibatkan generasi muda untuk mengenal jejak sejarah peradaban rempah dari geladak kapal Indonesia sendiri.
Dalam sambutan dan arahannya, Nadiem menjelaskan Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci akan menuju ke Makassar, setelah dari Makassar akan dilanjutkan ke Baubau dan Buton, setelah itu ke Ternate dan Tidore, kemudian ke Banda Neira, selanjutnya ke Kupang, dan kembali lagi ke Surabaya pada 2 Juli 2022 mendantang.
"Hari ini, Ibu dan Bapak, kita menorehkan momen bersejarah. Keberangkatan KRI Dewaruci yang membawa Muhibah Budaya Jalur Rempah pada hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila. Jalur Rempah dan Pancasila adalah tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa kita," ucapnya.
Lebih lanjut, Nadiem menjelaskan, Jalur Rempah sangat berperan penting dalam meningkatkan kemajuan peradaban global yang berpusat di Nusantara. "Selama lebih dari seribu tahun, jauh sebelum kedatangan Eropa, para pelaut, pedagang, dan cendekia, dari berbagai belahan dunia berinteraksi dan melahirkan keragaman budaya yang kemudian menjadi inti kekuatan bangsa kita," ujarnya.
Lanjut Nadiem, Ia mengatakan dalam mempertegas adidaya budaya Indonesia dan kedaulatan Republik Indonesia dapat diciptakan dari ragam budaya yang dapat dipersatukan melalui Muhibah Budaya Jalur Rempah.
"Perjalanan ini kami yakin akan memperkuat upaya pemajuan kebudayaan dan penguatan pendidikan karakter berbasis Pancasila yang saat ini sedang kita upayakan bersama. Bukan dengan ceramah dan pidato, tapi dengan aksi, mengarungi lautan seperti leluhur kita dulu, berjumpa dengan masyarakat yang beranekaragam dengan semangat persaudaraan dan gotong-royong," bebernya.
Secara terpisah, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, Pemerintah masih berupaya mengajukan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia yang dapat diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2024.
“Kami mengajak masyarakat untuk mendukung pengakuan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. Mari menggali kejayaan bahari Indonesia di setiap simpul Jalur Rempah untuk membangun masa depan Indonesia Merdeka Berbudaya,” pungkasnya. (din)