JATIMPOS.CO/SURABAYA - Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur, Irmantara Subagyo menegaskan pihaknya sudah melakukan edukasi kepada seluruh pelatih dan atlet untuk menghindari doping.  

Reaksi itu langsung disampaikan setelah ada indikasi atlet Jawa Timur tersandung masalah doping. KONI Jawa Timur akan mendalami kasus ini sebagai pelajaran untuk memproteksi kepada atlet untuk tidak menggunakan doping.

"Kami sebenarnya sudah mencoba, melakukan edukasi kepada seluruh pelatih, maupun atlet, untuk tidak melakukan hal yang berkenaan dengan praktik doping. Kami sebenarnya tidak menoleransi atlet-atlet, yang menggunakan doping. Untuk itu pengetahuan-pengetahuan, tentang anti doping, sering kami lakukan, sosialisasikan kepada pelatih, maupun para atlet," ujar Irmantara, Senin (4/12/2023).

"Terkait hal itu, pasti kami akan melakukan semacam pemeriksaan lebih lanjut, kepada cabang olahraga yang dimaksud, termasuk kalau atlet ini merupakan salah satu atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda), kami akan tinjau ulang kepesertaannya, dalam Puslatda. Namun demikian, kami mencoba akan mendalami kasus ini, sebagai pelajaran bagi kami, untuk melakukan proteksi lagi, pada atlet-atlet. Dan, kami untuk tidak melakukan kegiatan ini. Karena bagaimanapun juga, doping merupakan suatu usaha yang tidak fair, dan ketika seseorang untuk mencapai prestasi," sambungnya.

Sementara itu, Irwan Alwi, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PB PBFI) mengatakan, keempat atlet yang bersangkutan sudah mengikuti sidang dan hasilnya positif menggunakan doping.

"Itu pelaksanaan kejurnas di bulan Desember tahun 2022. Yang dilakukan kejurnas, disaat PON Papua, kita pun juga tersandung. Maka kami pada saat Kejurnas meminta juga melakukan tes doping, dan hasilnya dari Kejurnas itu, jumlah peserta ada 240-an atlet, yang kena kasus ada 4 atlet. Dan hasilnya sudah dilakukan sidang, dan memang dinyatakan positif doping, dua diantaranya dari Jawa Timur," jelas Irwan Alwi.

PBFI kata Irwan Alwi, terus melakukan edukasi mengenai anti doping, tidak hanya ke atlet namun juga ke pelatih maupun pengurus PBFI di daerah. Hal tersebut dilakukan agar cabang olahraga dalam pelaksanaan even kejuaraan berikutnya bisa zero doping. (yus/Adv)