JATIMPOS.CO/KOTA BLITAR - Insiden semifinal Piala Gubenur Jawa Timur yang berlangsung di Kota Blitar pada 18 Februari 2020 lalu, telah mengakibatkan kerugian material sejumlah warga.
Sejumlah rumah, toko, tanaman, dan kendaraan milik warga rusak akibat kerusuhan antara suporter pendukung Persebaya dengan Arema Malang di luar Stadion Gelora Soepriadi Kota Blitar.
Karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur merasa bertanggung jawab dan memberikan bantuan kepada 62 warga Kota Blitar yang terdampak aksi kerusuhan suporter tersebut.
Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jatim, Jonathan Judyanto, telah menyerahkan bantuan tersebut kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar.
Selanjutnya, Pemkot Blitar meneruskan bantuan tersebut kepada warga terdampak kerusuhan suporter tersebut, Senin (2/3/2020) malam di Sasana Praja Balai Kota Blitar.
Penyerahan bantuan diberikan secara simbolis oleh Sekda Kota Blitar, Rudy Wijonarko kepada warga terdampak peristiwa kerusuhan suporter. Selain itu, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim, Jonathan Judyanto dan Kapolres Blitar Kota, Leonard M Sinambela juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan warga terdampak.
Acara itu dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Blitar, Rudy Wijonarko, Kapolres Blitar Kota, AKBP Leonard M Sinambela, dan Dandim 0808/Blitar, Kris Bianto.
Sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Blitar dan anggota DPRD Kota Blitar juga hadir di acara itu. Sedang perwakilan dari Pemprov Jatim yang hadir, yakni Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim, Jonathan Judyanto.
Sekda Kota Blitar, Rudy Wijonarko mengucapkan terima kasih kepada Gubenur Jawa Timur yang telah memberikan bantuan kepada warga masyarakat Kota Blitar, yang menjadi korban insiden kerusuhan antarsuporter.
Rudy meminta warga terdampak ikhlas menerima bantuan dari Pemprov Jatim berapapun jumlahnya. "Ini adalah responsif dari kejadian suporter di Kota Blitar. Pemprov Jatim langsung beri bantuan kepada warga yang terdampak peristiwa kerusuhan suporter di Kota Blitar," kata Rudy.
Ia menyampaikan sebenarnya pertandingan berjalan aman dan tertib, tapi di luar terjadi insiden antarsuporter dua kubu.
Rudy berharap masyarakat bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Rudy juga meminta masyarakat kembali beraktivitas normal seperti biasanya. "Pemkot Blitar juga akan meningkatkan antisipasi sekuat tenaga," ujarnya.
Rudy juga mengucapkan terima kasih kepada Polri dan TNI yang telah bekerja keras mengamankan pertandingan. Polri dan TNI juga berusaha keras membuat situasi di Kota Blitar kembali kondusif.
"Kami mewakili Wali Kota Blitar mengucapkan terima kasih atas perhatian Ibu Gubernur yang telah membantu korban insiden sepak bola ini," tandas Rudy.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Jonathan Judyanto mewakili Gubenur Jatim mengatakan, tidak menutup kemungkinan kendaraan bermotor yang rusak dan terbakar, juga akan diberi bantuan asalkan bisa menunjukan surat suratnya seperti KTP, STNK, dan BPKB," jelasnya.
Sekadar diketahui, nilai total bantuan yang diberikan Pemprov Jatim kepada warga terdampak kerusuhan suporter sekitar Rp 175 juta. Uang bantuan itu diberikan kepada sekitar 62 warga yang terdampak peristiwa kerusuhan suporter di Kota Blitar.
Untuk pelaku insiden sepenuhnya diserahkan kepada penegak hukum.
"Kami utusan dari Gubenur Jawa Timur juga mohon maaf kepada pemerintahan maupun warga masyarakat Kota Blitar atas terjadinya insiden semifinal Piala Gubenur Jawa Timur, yang mengakibatkan kerusakan tanaman, sawah, kebun, serta warung makan, rumah, dan lain-lainnya," ucap Jonathan depan para undangan yang hadir.
Kapolres Kota Blitar AKBP Leonard M Sinambela juga menyampaikan terima kasih kepada anggota polisi dan TNI yang telah bekerja keras mengamankan pertandingan sepak bola semifinal Piala Gubenur Jawa Timur sehingga membuat kondisi kondusif dan lancar di dalam stadion.
Masalah bentrokan yang terjadi di luar stadion Soepriadi, tetap akan dilakukan proses hukum sesuai aturan yang berlaku. (sk/Adv)