JATIMPOS.CO/SURABAYA - Atlet Puslatda Jawa Timur kini kembali berlatih untuk persiapan ke gelanggang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 mendatang.
Meski demikian, KONI Jawa Timur memberikan peraturan ketat kepada para atlet selama pemusatan latihan.
Ketua Umum KONI Jawa Timur, Erlangga Satriagung yang ditemui di kantornya, Rabu (02/09/2020) mengatakan, seluruh atlet kembali berlatih. Namun, karena masa new normal maka para atlet harus mematuhi peraturan sesuai dengan protokol kesehatan.
Para atlet di mess Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan mess lapangan KONI Jatim, misalnya, setiap hari ada pembatasan keluar masuk di area luar mess. Selain itu, ruang lingkup pergaulan diperketat dan menerapkan pyshical distancing (jaga jarak fisik).
Meski demikian, perlakuan tersebut berbeda untuk cabang olahraga yang menerapkan body contact seperti judo, gulat, karate, dll. Tapi ruang lingkup pergaulan atlet dengan dunia luar dibatasi. Mereka tidak diperbolehkan melakukan kegiatan di luar Surabaya, makan, fasilitas dan tidur pun harus di tempat pemusatan latihan.
KONI Jatim juga meminta kepada setiap atlet untuk menyertakan surat perjanjian dengan orang tua, suami, istri atau kesatuan, untuk tidak memperbolehkan mereka pulang keluar Surabaya. Pasalnya, Kota Surabaya masih berada pada zona merah dan orange penyebaran Covid-19.
Dijelaskan Erlangga, selama masa pandemi Covid-19 kemarin para atlet Puslatda sebenarnya tetap melakukan latihan, tapi dengan program work from home (WFH).
“Nah, diawal September ini Puslatda berubah dengan skenario new normal, tapi kami memberlakukan peraturan lebih ketat. Keluar masuk akan kami cek, jika mereka keluar Surabaya atau ketahuan melakukan perjalanan kami tidak akan memperbolehkan mereka kembali ke mess. Upaya ini untuk memperkecil penyebaran Covid-19 diantara atlet karena ini cukup merugikan,” ungkap Erlangga.
Bahkan peringatan keras jika ada atlet yang melanggar peraturan protokol kesehatan. Sanksi paling keras adalah pihak KONI Jatim akan mencoret atlet dari Puslatda Jawa Timur.
“Kalau melanggar peraturan yamg ditentukan kami akan mengeluarkan atlet ini dari puslatda atau dicoret. Karena apa gunanya kami mensterilkan semua mulai dari tempat tinggal, makan, tempat latihan ternyata ada yang menular, bubrah semua apalagi sekarang banyak kasus orang tanpa gelaja,” pungkas Erlangga Satriagung. (Adv/yus)