JATIMPOS.CO/JEMBER - Karnaval Musik Patrol ke 24 digelar di Kabupaten Jember, Sabtu (30/3/2024) malam.

Even pawai dan seni musik tradisional asli dari Kabupaten Jember itu digelar oleh UKM Kesenian Universitas Jember (Unej), untuk melestarikan kesenian musik tradisional asli daerah.

Awal mula adanya even pawai dan seni musik patrol ini, menurut Ketua Panitia Karnaval Musik Patrol 24 Aditiya Budi Setyawan.

Melestarikan kesenian musik tradisional yang esensinya bertujuan untuk membangunkan umat Islam saat masuk waktu sahur. Sebelum menjalankan ibadah puasa saat Ramadan.

Kesenian musik tradisional patrol ini, kata Aditya, sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Untuk tahun 2024 ini, merupakan even resmi ke 24 yang digelar di Jember.

"Awalnya even resmi ini digelar sejak tahun 2000 lalu. Kita tahu musik tradisional patrol ini, hanya seni di perkampungan atau desa asal Jember. Dengan tujuan berkeliling membangunkan orang untuk makan sahur. Namun karena ini seni tradisional, jadi kita wajib melestarikan. Adanya seni musik patrol ini memang hanya dilakukan saat puasa Ramadan," ujar Aditiya saat dikonfirmasi disela kegiatan.

Selain itu, lanjutnya, adanya even ini juga sebagai bentuk loyalitas kepada masyarakat khususnya di Jember.

"Bahwa kita sebagai UKM Kesenian Jember ini. Dengan adanya kesenian musik patrol ini, juga ada pegiat seninya. Kita mewadahi kesenian ini sebagai seni tradisional asli Jember. Alhamdulillah dari upaya kita ini, kegiatan serupa tidak hanya dilakukan di Jember. Tapi juga digelar di daerah-daerah lain," ujarnya.

Terkait kemasan even yang digelar dengan pawai karnaval. Lebih lanjut kata mahasiswa asal Lumajang, bertujuan untuk mengemasnya lebih menarik dan semarak.

"Kesenian musik tradisional ini, dikhawatirkan hilang ketika tidak ada yang melestarikan. Jadi agar menjadi menarik, seni musik patrol ini diikuti satu grup dengan jumlah personel kurang lebih 20 orang. Ada dekorasinya untuk alat musik yang dibawa pawai, dan juga alunan musiknya yang harmoni dan aransemennya yang dikonsep karnaval," ulasnya.

Menanggapi adanya pandangan miring yang menganggap pawai karnaval ini mengganggu ibadah puasa Ramadan.

"Dari setiap even yang sudah digelar, kami selalu melakukan evaluasi. Even ini saya anggap tidak mengganggu. Tapi juga malah meramaikan bulan Ramadan. Sebagai momentum, semaraknya bulan besar Islam," ungkapnya.

Aditiya juga menambahkan, untuk jumlah grup yang ikut sebagai peserta. Jumlahnya setiap tahun variatif, dan ada grup musik patrol asal luar Jember.

"Untuk peserta ada 8 grup musik patrol. Terdiri dari 20 orang personel. Ada yang meniup seruling, memukul alat semacam kentongan, dan ada penyanyinya. Aransemen lagunya juga kedaerahan, ada lagu madura dan Salawatan," katanya.

"Untuk pawai atau karnaval musik patrol ini, nantinya menempuh jarak kurang lebih 8 Km. Dengan rute start di Double way Unej, Jalan Mastrip, Jalan PB. Sudirman, Alun-Alun Kota Jember, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gatot Subroto, dan finishnya nanti di Jalan Kartini depan Kantor Disnaker Jember," sambungnya.

Menanggapi even Karnaval Musik Patrol ke 24, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Jember, Bambang Rudianto mendukung adanya gelaran untuk mengangkat kesenian asli dan tradisional dari Jember.

"Pemkab mendukung acara ini, bahwa ini kesenian asli Jember. Kita dukung panitia yang tujuannya untuk melestarikan budaya patrol ini," ujarnya. (ari/Adv)