JATIMPOS.CO/TUBAN - Berlokasi di kawasan pantai utara Jawa Timur salah satu desa di Kabupaten Gresik berhasil mengukir prestasi yang membanggakan. 

Desa Doudo namanya. Luas desa 102 hektar yang terletak di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik mencoba menyulap wajah desa dengan aneka inovasi. 

Slogan "Doudo Mencari Jati Diri" membakar semangat masyarakat untuk bertekad mengubah desa tertinggal menjadi desa unggulan. 

Diawali dengan langkah pemberdayaan, tangan-tangan kreatif masyarakat Desa Doudo ditunjukkan dalam tindakan nyata. 

Salah satu program yang disebut Pakai 'Jas Merah singkatan' dari 'Pengelolaan Air secara Kreatif Aktif Inovatif Jadikan Sampah Menjadi Berkah' menjadi salah satu pembangunan yang terus dikembangkan. Sampai sehingga memunculkan ide kampung tematik. 

Dalam kampung tematik tersebut ada Kampung e-LINK (Edukasi Lingkungan Inovatif dan Kreatif), Kampung 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Kampung Toga Kampung Sayur, Kampung Sicantik Cerdas (Siap Cari Jentik Cegah Demam Berdarah Sekarang), dan Kampung Aloevera.

Desa yang hanya ada dua RW dan enam RT dengan jumlah penduduk 1.530 jiwa menjadi modal utama bagi Kepala Desa Doudo, Sutomo. Ia bertekad mengubah predikat desa tertinggal menjadi desa yang dapat dikenal global. 

Sutomo bercerita bahwa asal-usul Desa Doudo berasal dari dua kata yakni DO yang berarti Adoh (jauh) dan UDA ialah banyu (air) atau singkatnya disebut jauh dari air. Berangkat dari keadaan tersebut, lanjut Sutomo, bahwa perjuangan yang dilakukannya bersama masyarakat diawali dengan memetakan potensi desa. 

"Kami bersama masyarakat menyadari bila ada kemauan dan niatan maka Desa Doudo akan dikenal masyarakat luas. Meski letak geografis desa yang dicap sebagai desa tertinggal kami tidak patah arang untuk bertekad mengubahnya," Terang Sutomo sebagai local hero dalam acara Pertamina di Bandung, Senin (3/6/2024) 

Berkonsep Edu Wisata, Sutomo mulai mengawali memperkenalkan desanya untuk dilirik para pengunjung. Keseriusan pun ditunjukkan dengan pembangunan infrastruktur. Dimulai dengan bentuk pengadaan air bersih, jalan lingkungan, mempercantik gapura desa hingga sentra-sentra strategis dengan pembiayaan anggaran dana desa. 

Memperhatikan semangat masyarakat desa Doudo akhirnya mencuri perhatian perusahaan Pertamina EP. Perhatian ini diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan. 

Secara berkala, Pertamina mengajarkan branding kampung tematik hingga mengelola bank sampah untuk pembuatan wisata. Selanjutnya melalui pelatihan pengelolaan limbah organik, pembuatan biopori, hingga penggunaan ipal komunal sebagai sarana mengelola air limbah diharapkan dapat mengelola sumber daya alam berkelanjutan 

Selain itu diajarkan penggunaan media online dan pemanfaatan fasilitas media sosial untuk memasarkan produk UMKM secara online. 

Sedangkan dari sisi pembangunan berkelanjutan dimulai dari penataan kawasan konservasi air telaga. Ada juga pelatihan penggunaan apar, hingga tersedianya sarana mitigasi bencana.

Hasilnya seabrek penghargaan dari berbagai kategori dan prestasi diterima Kepala Desa Doudo. Ada 18 penghargaan dari Kabupaten Gresik, ada 9 penghargaan dari provinsi, dan 13 penghargaan tingkat nasional. Selain itu Desa Doudo ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam acara Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di Jakarta pada 14 April 2024. (min)