JATIMPOS.CO/KABUPATEN MALANG- Ajang bergengsi Kejurda dan Liga Paralayang Jawa Timur 2024 berlangsung di Bukit Waung, Pantai Modangan, Kabupaten Malang, pada 12-15 Desember 2024.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pengprov FASI Paralayang Jatim, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur serta didukung oleh Pemerintah Desa Sumberoto.
Siap terbang. Peserta Kejurda dan Liga Paralayang Jawa Timur 2024 di Bukit Waung, Pantai Modangan, Kabupaten Malang, Minggu (15/12/2024).
--------------------------------------------
Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim Dra. Susiati, M.M pada Final Paralayang Liga Jatim 2024, Minggu (15/12/2024) hadir dan menyerahkan hadiah kepada para juara sekaligus mewakili Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, S.T., M.M.A.
Kadisbudpar Jatim dalam pesannya mengemukakan, melalui kegiatan Liga Paralayang Jatim Seri Tahun 2024 ini tidak berlebihan manakala saya berharap agar kegiatan ini dapat ditingkatkan menjadi Event Tahunan serta menjadi daya tarik utama yang mendatangkan banyak wisatawan dan memberi dampak positif bagi ekonomi lokal.
Oleh karena itu, penting bagi pihak-pihak terkait serta stakeholder dapat bekerja sama dalam mengembangkan dan mempromosikan paralayang sebagai bagian dari destinasi wisata unggulan di Jawa Timur.
Dikatakan, Liga Paralayang Jatim tahun 2024 bertujuan untuk meningkatkan peran organisasi dan masyarakat profesi pecinta wisata dirgantara, juga ikut berperan aktif dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan Jawa Timur.
Dalam hal ini, pantai modangan dipilih karena pantai yang masih asri dan alami, hamparan pasir putih luas serta latar belakang pegunungan hijau menjadikan tempat ini cocok untuk melakukan paralayang.
”Pemerintah Provinsi Jawa Timur Melalui Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata sangat mendukung upaya yang dilakukan komunitas pecinta paralayang. Saya percaya dengan dukungan semua pihak serta seluruh masyarakat, pembangunan sektor pariwisata di Jawa Timur akan terus berkembang dan membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
”Oleh karena itu saya berharap melalui Liga Paralayang Jatim tahun 2024 sebagai wisata dirgantara, dapat dikemas secara profesional dengan memperhatikan faktor keselamatan, lingkungan dan pariwisata berkelanjutan,” tambahnya.
Dikatakan, paralayang tidak hanya sekadar olahraga ekstrem, tetapi juga menjadi salah satu cara yang luar biasa untuk mempromosikan pariwisata setempat dengan memanfaatkan keindahan alam yang dimiliki oleh suatu daerah, serta menciptakan pengalaman wisata yang unik dan menantang.
”Kepada seluruh peserta Liga Paralayang Jatim Tahun 2024 baik dari Jawa Timur maupun dari provinsi lain di Indonesia, Kadisbudpar Jatim mengucapkan terima kasih atas partisipasi saudara dan mohon bantuan saudara-saudara menginformasikan keberadaan daya tarik wisata yang ada di Jawa Timur ini ke masyarakat luas dan wisatawan di Jawa Timur maupun luar Jawa Timur,” pungkasnya.
Indahnya Spot Modangan
Spot Paralayang di Pantai Modangan Donomulyo Malang, lebih sembilan kali dipercaya jadi venue kejuaraan spot paralayang. Tempat ini punya sejumlah keistimewaan. Salah satunya bisa digunakan untuk terbang pada malam hari (full moon). Uji coba pertamanya dilakukan pada 2023.
Ceritanya saat itu Budi Utomo, Kepala Desa (Kades) Sumberoto, Kecamatan Donomulyo punya andil besar di balik berkembangnya spot paralayang di Pantai Modangan. Semua bermula pada 2017 lalu.
Bukit yang kini bernama Bukit Waung itu berada di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Saat itu, lokasinya masih dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Sekitar bulan Maret 2017, pengujian paralayang dilakukan untuk pertama kalinya. Hasilnya sesuai harapan.
Budi menyebut bila Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) punya andil besar untuk membantu mempromosikan Pantai Modangan. Sampai saat ini, spot paralayang di sana sudah sembilan kali ditunjuk sebagai venue kejuaraan. Dua kali event berstandar nasional. Tujuh lainnya berskala regional Jatim.
Hadirnya event turut membantu perekonomian warga setempat. Selain berjualan, warga juga berpartisipasi dengan menjadikan rumah mereka sebagai penginapan.
Ada sekitar 20 warga yang memanfaatkan rumahnya sebagai tempat penginapan ketika ada event. ”Pengaruhnya paralayang cukup besar. Yang dulu cuma petani hutan, sekarang juga bisa berdagang,” kata Budi.
Salah satu keunggulan paralayang di Pantai Modangan ialah jenis angin laminar. Karakter anginnya yakni stabil dalam hal kecepatan dan arah. Sehingga aman digunakan bagi belajar siswa paralayang.
Untuk keperluan event juga sudah mencukupi, sebab bisa mencapai lebih dari enam round.Saat kompetisi, estimasi itu diperlukan. Dalam satu round, rombongan peserta bakal terbang satu kali.
Ketika angin sedang bagus, mereka bisa melakukan top landing atau mendarat di tempat mereka take-off. Sehingga pilot paralayang, bisa terbang sesuka dan selama mereka mau.
Bahkan mereka yang ingin merasakan sensasi berbeda bisa melakukan terbang paralayang di malam hari atau full moon. (sa)