JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Sejak beberapa tahun yang lalu sungai atau Kali Catur di Dusun Jatirogo, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun dikelola menjadi objek wisata alam.
Tempat wisata yang memanfaatkan aliran sungai lereng gunung wilis tersebut biasa disebut rafting atau tubing. Rafting ini menggunakan perahu karet dengan debet air cukup tinggi. Sedangkan tubing memakai ban mobil bekas dengan debet air tidak terlalu tinggi.
Namun kedua kegiatan menyusuri aliran sungai ini sama-sama lebih terfokus pada pengalaman bersama dan mengapresiasi pemandangan alam sambil menikmati sensasi adrenalin dengan melewati arus sungai yang menantang tersebut.
Rafting Sungai Catur Desa Kresek ini terbilang aman untuk pemula. Bagi wisatawan yang tak bisa berenang pun dapat mengikuti kegiatan ini dengan keseruan yang sama. Wisatawan pun tidak perlu kuwatir, karena tersedia pelampung yang wajib dipakai penumpang sebelum dan selama kegiatan berlangsung.
Salah satu pengunjung yang menikmati keseruan rafting di Kali Catur tersebut yaitu Hadi Prayitno, Ketua Yayasan Gerakan Mengajak Sedekah (Geng Gemes) bersama rombangan dari Surabaya.
Hadi Prayitno mengungkapkan, kedatangannya di Desa Wisata Kresek ini bersama rombongan dalam program Harmoni Kebaikan. Ada sekitar 26 anak-anak binaannya diajak menikmati destinasi wisata di sekitar Monumen Kresek tersebut.
Selain diajak bergembira dan bermain rafting, anak-anak yang kesehariannya beraktifitas di jalanan itu juga diberikan edukasi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan dengan belajar sejarah di Monumen Kresek.
"Kami mengajak adik-adik yang selama ini jadi binaan kita untuk merasakan kegembiraan, kita ajak camping di Monumen Kresek dan bermain rafting di sungai," ungkap Hadi Prayitno, Minggu (16/12/2024).
Meski baru pertama kali berwisata di Desa Wisata Kresek, Ketua Yayasan Geng Gemes tersebut mengaku kagum. Karena, selain bisa menikmati paket wisata juga mendapatkan pengetahuan baru tentang sejarah yang ada di Kabupaten Madiun khususnya sejarah Monumen Kresek.
"Kami akan menceritakan ke semua orang yang kami kenal, bahwa disini ada tempat bersejarah yang mungkin masih banyak yang tidak tahu," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Desa Kresek, Yoko Agus Susanto mengatakan, rafting di Sungai Catur ini ditempuh dengan jarak 3 hingga 6 kilometer. Selama perjalanan, wisatawan pun akan merasakan keseruan menyusuri sungai dengan arus cukup deras. Rafting Sungai Catur ini memiliki ciri khas karena aliran air yang jernih dan dikelilingi pemandangan desa lereng gunung wilis yang cukup asri.
"Rafting susur Sungai Catur ini menjadi salah satu pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Madiun. Selain itu juga masuk dalam program paket wisata Desa Kresek," jelasnya.
Adapun paket wisata Desa Kresek itu, di antaranya outbound training, edukasi perah susu, tubing adventure, arung jeram, edukasi sejarah, jeep adventure, flying fox dan kendaraan wisata. Sedangkan fasilitas yang didapatkan berupa pemandu wisata, fasilitator outbound, sound sistem, tiket masuk wisata, camping ground, perlengkapan outbound dan konsumsi.
"Rafting dan tubing ini adalah salah satu destinasi yang kita angkat sekarang, dengan menyusuri sungai catur, salah satu sungai yang membelah desa di Kresek ini," jelasnya.
Paket wisata Desa Kresek itu, menurutnya juga berkat kolaborasi antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Madiun dengan Pokdarwis Desa Kresek, Relawan Kitabisa, dan Bima Outbound Indonesia serta Rafting Madiun.
Wisata Sejarah Monumen Kresek Madiun
Pengelola Wisata Monumen Kresek, Eko Aprilian Ahmad Prasetyo mengatakan, bahwa Monumen Kresek memang selayaknya menjadi salah satu tempat yang patut dikunjungi. Karena objek wisata ini adalah monumen bersejarah yang merupakan peninggalan dan sebagai saksi atas Peristiwa Madiun dan menyajikan keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Monumen yang berdiri di atas lahan seluas 3,3 hektar ini berisi berbagai relief peninggalan sejarah tentang peristiwa PKI di Madiun. Selain itu juga terdapat patung yang menggambarkan korban peristiwa PKI Madiun 1948. Di dalam monumen juga terdapat prasasti batu berisi ukiran nama-nama prajurit TNI dan pamong desa yang gugur.
"Tentunya itu sangat penting sekali untuk generasi muda supaya mengenal sejarah dan mencintai budaya Indonesia yang memang harus kita tularkan kepada generasi muda," ujarnya.
Eko berharap, Monumen Kresek menjadi sebuah training center bagi anak-anak muda maupun generasi z agar mengenal sejarah kelam bangsa yang perlu diketahui dan tidak akan terulang di masa mendatang.
"Alhamdulilah untuk tahun ini pengunjung meningkat drastis, apalagi dengan adanya outbound ini, mudah-mudahan tahun depan semakin maju dan semakin diketahui oleh masyarakat luas untuk berwisata di Kresek ini," pungkasnya. (jum).