JATIMPOS.CO/TRENGGALEK — Novita Hardini, S.E., M.E., Anggota Komisi VII DPR RI (Dapil VII Jatim), aktif mempromosikan Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) ke level nasional. Ia berharap FJTT ke-29/2025 mampu menggerakkan seluruh ekosistem kreatif di Kabupaten Trenggalek.
Hal itu disampaikan Novita saat pembukaan Pameran Keris, Pameran Bonsai, Pameran Seni Rupa, dan Festival Jaranan, Minggu (28/9/2025).
"ini salah satu agenda rutin tahunan Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang dikemas kreatif oleh anak-anak muda kreatif kita. Saya memberikan dukungan penuh mulai dari konsep sampai dengan materi dan sebagainya," kata penggiat ekonomi kreatif itu.
Ia menambahkan, promosi dilakukan hingga jejaring nasional. "Ada 45 bursa keris di luar Kabupaten Trenggalek yang juga membuka Booth di pameran keris Trenggalek ini. Saya berharap semoga Festifal Jaranan Trenggalek Terbuka ini menjadi awal mula Trenggalek menggerakkan semua seluruh ekosistem kreatif yang ada di Kabupaten Trenggalek," harapnya.
Dessy Ruhati, Sekretaris Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemekraf)/Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), yang hadir membuka FJTT ke-29, mengapresiasi upaya Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan Novita Hardini menghidupkan ekonomi kreatif melalui festival jaranan.
"Pameran Keris, Bonsai dan Pameran Seni Rupa dan Festival Jaranan Trenggalek Terbuka tahun 2025 yang dilaksanakan sejak hari ini hingga nanti 7 hari kedepan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Saya dari Kementrian Ekonomi Kreatif/ Badan Ekonomi Kreatif mengapresiasi dengan sangat tinggi, atas upaya yang dilakukan oleh Pak Bupati dan Ibu Novita Hardini," katanya.
Dessy menilai rangkaian pameran dan FJTT merupakan transformasi budaya yang tak lekang waktu, sekaligus bagian dari subsektor ekonomi kreatif yang layak terus dikembangkan secara berkelanjutan.
"Di pemeran ini bisa ditingkatkan untuk pameran Keris Internasional. Insya Allah nanti akan kita kerjakan bersama-sama dengan teman-teman lainnya. Karena keris ini kalau saya dengarkan cerita dari Pak Bupati adalah bagian dari produk-produk kreatif dari sejak jaman Mataram dulu hingga hari ini. Dan pemanfaatannya di Trenggalek saya kira masih nampak juga digunakan," ujar Dessy.
"Ini adalah sebuah transformasi budaya, aset budaya yang juga tidak lekang waktu. Dan bahkan menjadi hasil hasil karya kreatif yang tentunya nanti bisa kita siapkan menjadi hal-hal yang bersifat berkelanjutan,”pungkasnya. (Ard)