JATIMPOS.CO//SURABAYA- Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) UPT Taman Budaya berupaya melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional, salahsatunya adalah tari jaranan. Mulai Selasa (21/7/2020) digelar Festival Jaranan Jawa Timur 2020 di UPT Taman Budaya, Surabaya.

Namun menyesuaikan dengan era New Normal, kegiatan yang diikuti beberapa daerah di Jawa Timur itu diselenggarakan secara virtual, “Kegiatan yang kami selenggarakan sebagai upaya pelestarian seni budaya Jawa Timur di UPT Taman Budaya, tetap mengutamakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” ujar Agus Ramajanto, S.Sos, MM mendampingi Kadisbudpar Jatim, Sinarto, S.Kar, MM, di kantornya, Selasa (21/7/2020).

Karena itu, kegiatan dibagi dan diselenggarakan di berbagai daerah namun dapat disaksikan di seluruh wilayah Jawa Timur dan bahkan se Indonesia melalui virtual. Untuk wilayah Surabaya, Trenggalek dan Probolinggo penampilan tarian jaranan diselenggarakan di UPT Taman Budaya, Jl. Gentengkali Surabaya.

Daerah lainnya yang juga menyelenggarakan, masing-masing : Banyuwangi, Blitar dan Tulungagung. Daerah yang sudah menggelar kegiatan tersebut mendapatkan piagam kepesertaan.

Perekaman kegiatan diselenggarakan mulai 21 Juli 2020 hingga 26 Juli 2020, yang nantinya bisa streaming melalui yutoube, instagram, dan media sosial lainnya. Dengan demikian jangkauan penonton akan lebih luas disaksikan masyarakat dari berbagai daerah.

Ka UPT Taman Budaya, Agus Ramajanto, S.Sos, MM (kiri) memberikan sertifikat kepada peserta. Inzert : Kadisbudpar Jatim Sinarto, S.Kar, MM

Tari Jaranan merupakan kesenian tari tradisional yang dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman bambu. Selain kaya akan nilai seni dan budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual. Tari Jaranan ini merupakan kesenian yang sangat terkenal di Jawa Timur, di beberapa daerah di Jawa Timur kesenian jaranan ini masih tetap hidup dan di lestarikan.

Dalam pertunjukannya, Tari Jaranan ini dilakukan oleh sekelompok penari dengan pakaian prajurit dan menunggangi kuda kepang. Sambil menunggangi kuda tersebut mereka menari dengan gerakan yang dinamis dan selaras dengan music pengiringnya. Dalam pertunjukan Tari Jaranan ini juga diiringi oleh berbagai music gamelan seperti kenong, kendang, gong dan lain - lain.

Menurut cerita, legenda yang berkembang di masyarakat, tarian ini menceritakan tentang pernikahan Klono Sewandono dengan Dewi Songgo Langit. Dan penari berkuda pada Tari Jaranan ini menggambarkan tentang rombongan prajurit yang mengiringi boyongan Dewi Songgo Langit dan Klono Sewandono dari Kediri menuju wangker. Tari Jaranan ini merupakan warisan nenek moyang yang masih tetap ada dan berkembang hingga sekarang khususnya di Jawa Timur. (n)