JATIMPOS.CO//PASURUAN-Pada ketinggian sekitar 850 meter dpl di Lereng Utara Gunung Welirang, wilayah Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur terdapat makam dengan batu nisan bertuliskan Kakek Bodoh. Didekat makam itu terdapat air terjun sangat jernih, sejuk dan indah.
Tak ayal banyak pengunjung, wisatawan datang kesana menikmati indahnya alam pegunungan yang sejuk itu. Untuk mencapai air terjun dan makam Kakek Bodoh itu, perlu berjalan kaki dari lokasi parkir kendaraan sekitar 1 km.
Bukan hanya lokasi air terjun yang menyajikan indahnya alam. Ketika menyusuri jalan sepanjang 1 km, terus dijumpai cuaca sejuk pegunungan. Pada jalan setapak yang sudah dibangun oleh pemerintah itu, disamping kiri dan kanan banyak pepohonan rindang dan air mengalir sangat jernih.
Bebatuan dengan ratusan tahun usianya menambah indahnya pemandangan. Pun akar dan batang pohon juga berusia ratusan tahun menambah uniknya bumi ciptaan Allah.
Lokasi air terjun dan makam kakek bodoh termasuk hutan lindung dibawah Perhutani RPH Prigen, BKPH Lawang Barat dan KPH Pasuruan. Karena itu hingga kini keasrian alaminya terjaga. Tidak ada polusi dan bangunan apapun disana. Pengunjung yang datang kesana bakal menikmati udara sejuk, bersih bebas polusi dan air mengalir jernih.
Berkunjung kesana tak perlu kuatir : kelelahan, haus atau lapar. Karena disepanjang jalan menuju air terjun dan makam Kakek Bodoh terdapat kuliner, warung-warung kecil dari masyarakat sekitar dengan harga relatif murah menyediakan aneka makanan, minuman dan tempat istirahat.
Dianggap Bodoh
Didekat air terjun yang indah itu terdapat cungkup makam dengan batu bertuliskan Kakek Bodoh. Menurut cerita setempat, pada saat Belanda menguasai Indonesia, di kawasan Tretes banyak menjadi hunian pegawai Eropa (Belanda). Banyak villa/loji disana. Maklum di daerah itu dikenal sejuk dan indah pemandangannya.
Pada salah satu Villa terdapat warga lokal dari Tretes Pasuruan dikenal Mbah Sholeh, menjadi pembantu di rumah Belanda. Mbah Sholeh, sopan santun, rajin bekerja dan beribadah. Bahkan saking taatnya beribadah, Mbah Sholeh akhirnya meninggalkan rumah Belanda dan bertapa di pegunungan dekat air terjun.
Sang majikan Belanda merasa kehilangan kakek tersebut karena rajin bekerja dan jujur. Setelah dicarinya, maka ditemukanlah sang kakek di lereng gunung dekat air terjun. Dibujuknya sang kakek untuk kembali lagi bekerja sebagai pembantu di rumah Belanda itu.
Namun Kakek Sholeh menolak ajakan majikan Belanda itu meski iming-iming gajinya dinaikkan. Alasannya Mbah Sholeh ingin lebih dekat kepada Allah dengan bertapa di lereng gunung dekat air terjun.
Usahanya ingin dekat dengan Allah itu akhirnya Mbah Sholeh dikenal sakti oleh masyarakat sekitar. Dalam kesehariannya selain beribadah kepada Allah, Mbah Sholeh membantu kehidupan masyarakat sekitar.
Nah, oleh majikan Belanda dan orang Eropa yang ada di Tretes ketika itu, Mbah Sholeh disebut “Kakek Bodoh” karena tidak mau bekerja dengan mendapat bayaran tinggi dan memilih beribadah. Hingga akhirnya meninggal dunia, Mbah Sholeh dimakamkan di tempat pertapaannya hingga dikenal makam dan air terjun Kakek Bodo.
Untuk menuju makam Kakek Bodo atau Wisata Air Terjun Kakek Bodo, sangat mudah. Dari Kota Surabaya sekitar 50 Km, kalau naik bus turun terminal Pandaan lalu naik angkot jurusan Tretes, turun di pertigaan Kedung Biru Tretes.
Tinggal menyeberang jalan menuju loket masuk. Kalau naik kendaraan pribadi lewat tol lebih cepat, turun pintu tol Pandaan. Harga tiket masuk saat ini Rp 12.000 per orang. Ketika masuk pintu akan ditunjukkan oleh petugas, dan sudah ada jalan serta petunjuk arah ke lokasi. (syaiful anam)