JATIMPOS/PAMEKASAN - Grand Final ajang pemilihan Kacong Cebbhing Pamekasan 2020 berlangsung ketat. Pada malam grand final, ke-10 finalis Kacong Cebbhing menampilkan performa terbaiknya di hadapan dewan juri. Malam grand final Kacong Cebbhing 2020 digelar di Mandhepah Agung Ronggosukowati, Sabtu (09/10) malam.

Setelah melalui proses seleksi ketat, dari 91 peserta Kacong dan Jebbing Ke 10 finalis Kacong Cebbhing yang berhasil maju ke babak grand final setelah berhasil menyisihkan 91 peserta lainnya. Puncaknya, dewan juri menetapkan Dimas Sapta Suprayogi dan Arifatul Hasanah sebagai Kacong Cebbhing Kabupaten Pamekasan tahun 2020.

Sementara yang menjadi runner-up pertama Nanda Miftahul Rizqi dan Desi Ratnayanti, runner-up kedua Yogie Dharmawan dan Indah Puspita sari.

Kontestasi Kacong Cebbhing 2020 ini, diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan dibuka secara langsung oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Dan malam grand final dihadiri pula eluruh anggota Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Sekdakab dan pimpinan DPRD Kabupaten Pamekasan

"Ajang Kacong Cebbhing ini merupakan event tahunan yang banyak dinanti kaum muda Pamekasan untuk tampil beda. Kaum muda yang memiliki bakat luar biasa dan mampu menjadi duta wisata andalan," kata Baddrut Tamam.

Menurut Baddrut Tamam, kaum muda peserta event Kacong Cebbhing tak hanya memiliki bakat luar biasa, namun juga memiliki integritas, kecerdasan dan wawasan kebudayaan. Kaum muda yang berkomitmen untuk mempromosikan Pamekasan tidah hanya di Pamekasan namun juga di dunia.

Bupati Pamekasan saat membuka acara mengatakan, pemilihan Kacong Cebbhing ini untuk mencari putra putri terbaik Pamekasan yang akan menjadi duta wisata.

Selain itu juga untuk mencari generasi muda terbaik daerah agar mencerminkan duta kebanggaan daerah serta dapat menjaga dan peduli terhadap pentingnya sektor wisata yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di Pamekasan.

Ia juga menambabkan, pemilihan Kacong Cebbhing juga diharapkan mampu menghasilkan sumber daya yang baik dan memiliki kemampuan untuk bisa berkomunikasi dengan semua stakeholder.

Hal itu dilakukan menurutnya lantaran generasi bangsa ini adalah generasi yang senantiasa memiliki integritas dan kapasitas yang cukup serta memiliki komitmen untuk mencintai kebudayaannya.

"Rasa, karsa dan cipta yang melahirkan kebudayaan tentu menjadi bagian dari kebanggaan kita. Islam dan Indonesia ada sampai sekarang karena bagian dari cara mencintai kita lewat kebudayaan," ulas Baddrut Tamam. (Adv/*)