JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Keberadaan lembaga pelestari dan pelindung seni budaya nasional sangat mendukung pengembangan dan pelestarian budaya lokal. Seperti Halnya LP2BN (lembaga perlindungan dan pelestarian budaya Nusantara) ini yang sudah berdiri sejak 2016 berperan aktif dalam melestarikan khasanah beragam budaya Nasional.
Lembaga pelestari budaya yang berkantor pusat di Ngelegok Blitar ini mengadakan pengangkatan pengurus DPD Jatim bertepatan dengan Hari besar Isro Miraj Nabi Muhammad SAW. Acara Ikrar Sumpah pengurus DPD LP2BN tersebut bertempat di Mantram Gayatri Mojokerto, acara ini berlangsung dengan Hikmat, penuh dengan nuansa Jawa dan kental dengan Khas Majapahit, Kamis (11/03/2021).
Dalam pelantikan tersebut Supaat yang juga seorang Kepala Desa Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan ini dilantik sebagai salah seorang pengurus DPD LP2BN Jawa Timur.
Ki Supaat begitu biasa disapa mendapat amanat menjadi Ketua bidang hubungan masyarakat LP2BN (lembaga perlindungan dan pelestarian budaya Nusantara) sesuai SK (surat keputusan) nomor 001/SK-DPD/LP2BN/II/2021 untuk Pengurusan tahun 2021-2026.
Ki Supaat mengatakan bahwa masih banyak peninggalan sejarah atau situs yang ada di Kabupaten Lamongan. dirinya mengatakan, "Sesuai dengan tugas LP2BN sebagai lembaga pelindung dan pelestari budaya nasional Ki Supaat siap untuk mengawal, melindungi dan melestarikan adat istiadat budaya Nusantara khususnya di Jawa Timur, mensosialisasikan ajaran leluhur budaya spiritual kesenian dan yang mempunyai nilai-nilai tradisional dan keluhuran serta budi pekerti dirinya juga akan berperan aktif dalam melaksanakan pendidikan budi pekerti pekerti secara formal dan non formal," terangnya.
Apalagi Lamongan tercatat sebagai daerah terbanyak ditemukan benda bersejarah. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto mencatat sebanyak 42 temuan situs sejarah yang menyebar di berbagai kecamatan di Lamongan. Situs itu berupa artefak, candi atau bentuk bangunan lainnya.
"Masih banyak Sejarah masa kerajaan dulu yang masih menjadi misteri dan belum terungkap terutama di sekitar kabupaten Lamongan, kita harus menggali dan mempelajari sejarah, ajaran nenek moyang kita agar tidak lupa akan jati diri bangsa, kita wajib menjaga dan melestarikannya untuk generasi penerus," jelas Ki Supaat. (bis)