JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN – Untuk pertama kalinya, pusaka Kyai Ageng Basyariyah berupa songsong dan lampit di kirab mengelilingi Kecamatan Dagangan dalam acara budaya Grebeg Sewulan 2019, Sabtu (15/9/2019).
Pusaka Kyai Ageng Basyariyah tersebut dikirab mulai dari lapangan Desa Dagangan menuju halaman masjid Al - Basyariyah Sewulan, diikuti puluhan gunungan tumpeng hasil bumi berupa sayur dan buah – buahan dari perwakilan desa - desa sekitar di wilayah Kecamatan Dagangan.
Ribuan warga pun tumplek blek di halaman Masjid Al - Basyariyah kawasan makam Kyai Ageng Basyariyah Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun saat puncak Grebeg Sewulan tersebut. Setelah digelar doa bersama, isi gunungan tersebut menjadi bahan rebutan ribuan warga hingga ludes.
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, yang ikut dalam kegiatan Grebeg Sewulan tersebut menuturkan, Desa Sewulan merupakan desa bersejarah. Desa ini diyakini menjadi awal mula berkembangnya Agama Islam di Madiun oleh Kyai Ageng Basyariyah.
“ Sejarah-sejarah seperti ini yang harusnya dikenalkan kepada masyarakat. Sejarah ini merupakan kearifan lokal yang harus dijadikan pelajaran bagi masyarakat,” katanya.
Ia pun berharap kegiatan ini bisa diselenggarakan secara konsisten. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Desa Sewulan.
Doa bersama usai melakukan prosesi jamasan pusaka di Pendopo ex perdikan Sewulan
-------------------------------------------------
Sedangkan Kepala Desa Sewulan, Sukarno mengatakan, digelarnya Grebeg Sewulan ini diantarannya bertujuan untuk mengangkat potensi Desa Sewulan dan sebagian potensi di wilayah Kecamatan Dagangan.
“ Di Desa Sewulan ini terdapat situs Kyai Ageng Basyariyah. Oleh sebab itulah, kami ingin mengangkat adanya destinasi wisata religi dan budaya yang kami kemas dalam bentuk Grebeg Sewulan 2019, “ jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Grebeg Sewulan 2019, Ahmad Baidowi menjelaskan, seluruh rangkaian Grebeg Sewulan ini menjadi momentum nguri-uri budaya sekaligus memberikan edukasi kepada generasi milenial dan seluruh masyarakat tentang pentingnya sejarah.
“ Dengan paham sejarah, kita bisa tahu jati diri bangsa, punya kebanggaan dengan daerahnya, dan harus terus dilestarikan, “ jelasnya.
Lebih lanjut dia katakan, rangkaian kegiatan Grebeg Sewulan mulai digelar pada Jum’at (14/9/2019) hingga Sabtu (15/9/2019). Kegiatan di awali dengan jamasan pusaka di Pendopo ex perdikan Sewulan. Bersamaan dengan itu, di lokasi yang sama juga digelar pameran pusaka. Kegiatan dilanjutkan dengan ziarah makam Kyai Ageng Basyariyah di kawasan Masjid Al Basyariyah Sewulan.
Sementara acara yang digelar di lapangan parkir kawasan makam Kyai Ageng Basyariyah Sewulan diisi teater dari berbagai sekolah dan instansi. Serta, pertunjukan musik religi pelajar dan fashion show .Di sela acara, dilangsungkan juga penyerahan sertifikat wakaf dan santunan dhuafa dan yatim piatu.
Pantauan di lokasi acara, sejak Kamis malam hingga Sabtu siang kawasan makam Kyai Ageng Basyariyah Sewulan selalu ramai dihadiri ribuan warga. Karena, di lokasi Grebeg Sewulan juga dipamerkan UMKM dari desa-desa di wilayah Kecamatan Dagangan. Puluhan stand UMKM ini menawarkan berbagai produk asli dari Kecamatan Dagangan. Ada kerajinan batik, berbagai jajanan dan minumam khas, hingga kerajinan kaligrafi.(jum).