JATIMPOS.CO//YOGYAKARTA- Malioboro dan Pasar Tradisional Beringharjo, memiliki daya tarik kuat untuk dikunjungi. Para wisatawan seusai mendatangi objek wisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dipastikan melanjutkan jalan-jalan dan belanja suvenir khas kota ini, di Malioboro dan Beringharjo.

Keistimewaan lain adalah, wisatawan bisa naik andong keliling kota yang haltenya ada di Malioboro.

Bagi yang tidak pernah naik atau sudah lama tidak naik andong, pasti akan membawa kesan tersendiri.

Beragam suvenir khas Yogyakarta, digelar oleh pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro. Seperti aneka baju batik segala ukuran, kaos dengan gambar kota ini, aneka tas dari bahan kain sampai bahan kulit dan pernak pernik lainnya.

Makanan khas Yogya juga dijual di sepanjang Malioboro, seperti carang mas, ampyang, bakpia sampai gudeg yang tahan lama untuk oleh-oleh pengunjung dari luar kota.

Sepanjang siang sampai malam hari, Malioboro, tidak pernah sepi. Wisatawan banyak berdatangan dari berbagai daerah di Indobesia, bahkan mancanegara.

Pada malam hari lebih hidup karena banyak penjual kuliner. Pendek kata makanan apa saja ada. Apalagi dihibur oleh penganen yang menyanyi lagu-lagu yang sempat ngetop baik Indonesia populer maupun dangdut.

Sementara itu, Pasar Beringharjo, yang sejak April lalu, buka pada malam hari, menjadi jujugan wisatawan Nusantara maupun asing.

Aneka baju mulai anak-anak sampai dewasa, tersedia di sana.

 

 

"Ada penjual yang menjual dengan harga pas, tetapi banyak pula yang tawar menawar," kata Suhartini, salah seorang peserta tur.

Dolan bareng (Dolbar) di Malioboro dan Pasar Beringharjo itu pulalah yang dilakukan para Ikatan Keluarga Alumni Tujuh Dua (IKAJUA) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2, Jember, Jawa Timur.

Peserta dolbar yang berjumlah 45 orang, ada juga yang naik andong keliling kota, berswafoto serta menikmati makanan khas kota ini, yakni gudeg. Dolbar selama empat hari dan berakhir minggu ini (6/10).

"Kebersamaan dan saling memiliki inilah, yang menjadikan IKAJUA tetap eksis. Bahkan bisa dolan bareng, untuk menjaga keguyuban," kata Sulaksono Tedjo Pawoko, Penasehat IKAJUA. (Rud)